Tsunami di Pesisir Banten Bukan yang Pertama Kali Terjadi?

Sebanyak tujuh hotel di wilayah pesisir barat Banten mengalami kerusakan akibat terjangan tsunami Anyer.

oleh NurmayantiSeptian Deny diperbarui 23 Des 2018, 14:00 WIB
Ilustrasi tsunami (Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Tsunami yang mengakibatkan naiknya air laut hingga ke wilayah pesisir barat Banten disebut bukan yang pertama kali terjadi. Kejadian seperti ini juga pernah terjadi di wilayah tersebut sebelumnya.

Ketua Harian PHRI Banten, Ashok Kumar mengatakan, 10 tahun lalu, kejadian serupa juga pernah terjadi. Namun skalanya lebih kecil yaitu di wilayah Pasauran, sekitar Cinangka dan Panimbang.

"10 tahun lalu pernah terjadi, air sampai naik. Tapi hanya di daerah Pasauran, Cinangka, Panimbang," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (23/12/2018).

Namun Ashok enggan menyebut kejadian ini sebagai tsunami. Lantaran masuknya air laut tidak merata di seluruh pesisir barat Banten.

"Itu bukan tsunami. Itu air pasang yang tinggi karena dampaknya tidak merata. Ada yang kena, ada yang tidak," tandas dia.

Sebanyak tujuh hotel di wilayah pesisir barat Banten mengalami kerusakan akibat terjangan tsunami Anyer . Namun, belum diketahui berapa kerugian akibat kerusakan tersebut.

Dari data yang dihimpun PHRI sejauh ini, kerusakan yang terjadi masih sebatas kerusakan ringan. Belum ada hotel yang dilaporkan ambruk akibat kejadian tersebut.


Update: 14 Peserta Gathering PLN Meninggal Jadi Korban Tsunami Anyer

Ilustrasi tsunami (Pixabay)

Sebanyak 14 orang yang masuk dalam rombongan family gathering Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat PT PLN diketahui meninggal, akibat korban terjangan Tsunami Anyer di Pandeglang, Banten pada Sabtu (22/12/2018).

"Hingga saat ini PLN masih terus melakukan upaya evakuasi, pendataan serta pencarian peserta family gathering dari Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat yang menjadi korban bencana tsunami di Tanjung Lesung pada sabtu malam kemarin," ujar I Made Suprateka, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN, Minggu (23/12/2018).

Dia menuturkan dari laporan terbaru pada pukul 11.00 wib, sebanyak 157 orang selamat, termasuk korban luka berat. Sementara 14 orang meninggal. Selain itu sebanyak 89 orang sudah terdata namun belum ditemukan atau belum bisa hubungi.

"Total keseluruhan peserta gathering sebanyak 260 orang, kami masih terus mendata dan melakukan upaya pencarian korban, kami mohon doanya agar seluruh korban bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat," kata dia.

Dia juga  menuturkan jika PLN mengirimkan 36 ambulans untuk membantu proses evakuasi di lokasi bencana tsunami.

Sementara terkait kondisi kelistrikan pasca bencana, saat ini PLN sedang melakukan proses penormalan listrik dengan melakukan perbaikan gardu serta investigasi jaringan.

Terdapat 146 gardu yang berhasil dinyalakan, sementara gardu yang masih padam yakni 102 gardu. Selain itu terdapat 20 tiang SUTM Roboh akibat diterjang Tsunami.

 

Tonton Video Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya