Pemain Arema Selamat dari Tsunami Selat Sunda

Pemain Arema FC Dalmiansyah Matutu menjadi saksi dahsyatnya tsunami Selat Sunda.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Des 2018, 21:10 WIB
Ilustrasi tsunami (Pixabay)

Liputan6.com, Bandar Lampung - Bencana tsunami yang melanda Banten dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018) malam, menimbulkan kenangan tersendiri bagi Dalmiansyah Matutu. Pemain Arema FC ini menjadi saksi dahsyatnya empasan ombak yang membuat sejumlah daerah di pesisir Selat Sunda ini luluh lantak.

Kediaman Acok, sapaan karib Matutu, di Kalianda, Lampung Selatan, memang tak terkena dampak langsung dari tsunami. Namun, sejumlah perkampungan yang terletak di daerah sekitar rumah pemain berusia 22 tahun ini luluh lantak diterjang ombak.

"Kalianda kena. Kalau dari rumah saya dekat, sekitar 9 kilometer jauhnya," ujar Acok di Lampung, Minggu (23/12).

Keluarga Acok relatif aman dari terjangan tsunami karena rumahnya tak tepat berada di tepian pantai. Dari pantai ke rumahnya pun harus melewati sejumlah bukit.

"Alhamdulillah, rumah saya enggak kena. Jalan ke rumah saya berbukit-bukit," ucapnya.


Terempas Ombak di Selat Sunda

Ilustrasi (iStock)

Saat tsunami menerjang, Sabtu (22/12/2018), malam, Acok ternyata tak sedang berada di kediamannya. Eks penggawa Timnas U-19 ini sedang dalam perjalanan pulang dari Jakarta.

Kendati tidak langsung melihat kejadian tsunami ini, Acok sempat merasakan dampaknya. Ombak Selat Sunda lebih besar dari biasanya.

"Sekitar pukul 02.00 dini hari saya di kapal di Selat Sunda. Waktu itu, ombaknya terasa lebih besar dari biasanya," ucapnya.

"Untung, waktu itu, kapal yang saya tumpangi besar. Jadi, ombaknya tidak terlalu terasa. Hanya saja, waktu tempuh jadi lebih lama, sekitar tiga jam. Padahal, biasanya sekitar 2 jam," tutur Acok.


Kemenpora Berduka

Sementara itu, nasib nahas akibat terjangan tsunami ini menimpa rombongan Kementerian Pemuda dan Olahraga dari Unit Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan Nasional (PP ITKON), yang tengah mengadakan kegiatan Pelatihan SDM pada 21-23 Desember 2018.

Jatuh korban dari rombongan berjumlah 50 orang ini. Dari korban selamat, Bapak Afu, diketahui bahwa korban meninggal 1 orang, beberapa luka berat, termasuk Kepala Pusat PP ITKON, 4 orang belum ditemukan dan sisanya luka ringan. Saat ini para korban dirawat Poliklinik Cikadu, RS Cikadu, Rumah Camat Cikadu dan tempat lainnya.

"Saat ini, tim tanggap Kemenpora tengah menuju lokasi untuk membantu evakuasi. Tim ini terdiri dari dokter, paramedis, tim humas dan perangkat lainnya," demikian rilis dari Biro Humas dan Hukum Kemenpora.

Sumber: Bola.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya