Survei Initiative Institute Sebut Banyak Emak-Emak Mendukung Jokowi

Responden wanita yang memilih pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin lebih besar 2,9 persen dari pada responden laki-laki.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 25 Des 2018, 21:00 WIB
Ilustrasi Pemilu 1(Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Surabaya - Lembaga survei The Initiative Institute menyampaikan hasil survei jika pemilihan presiden (Pilpres) pasangan nomor 01 Jokowi-Ma’ruf Amin memperoleh suara 57,7 Persen, sementara pasangan nomor 02 Prabowo – Sandi hanya mendapatkan 19,7 persen.

"Artinya pasangan Prabowo – Sandi mendapatkan suara lebih kecil dari pemilih yang belum menentukan pilihan yakni 21,1 persen," tutur Airlangga Pribadi Direktur The Initiative Institute di Surabaya, Senin 17 Desember 2018.

Dia mengatakan, angka yang belum menentukan pilihan masih relatif besar adalah wajar karena waktu coblosan untuk Pilpres masih lama.

"Wajar karena masih lama akan tetapi menurut saya angka-angka ini bisa dijadikan bahan evaluasi bagi kedua pasangan untuk saling membenahi diri," katanya.

Secara umum, responden lebih banyak memilih pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin (57 persen – 60 persen) dari pada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (22,4 persen -17,6 persen).

Responden wanita yang memilih pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin lebih besar 2,9 persen dari pada responden laki-laki. Hal sebaliknya terjadi pada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dimana responden laki-laki lebih banyak 4,7 persen dari pada responden.

Hari Fitrianto, Peneliti dari The Initiative Institute menerangkan, bahwa klaim emak-emak yang sudah mendukung pasangan Prabowo-Sandi terbantahkan oleh survei ini.

"Buktinya suara perempuan yang memilih Jokowi dalam survei ini masih jauh dibandingkan dengan suara perempuan untuk Prabowo-Sandi," tutur Hari Fitriyanto.

Makanya Tim Prabowo-Sandi tidak jadi menjadikan Jatim sebagai posko pemenangan utama. "Apalagi Madura juga sudah selesai dengan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Makanya mereka mengalihkan posko utamanya di Jawa Tengah karena di Jatim dianggap sudah tidak menguntungkan lagi," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya