Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya korban jiwa, pasca bencana tsunami di Selat Sunda yang menimpa wilayah pesisir pantai Barat Jawa serta Selatan Sumatera, sejumlah kendaraan ikut terendam dan terhempas.
Terkait banyaknya kendaraan terendam air laut, menurut Customer First Advisor PT Toyota-Astra Motor (TAM) Dadi Hendriadi alangkah baiknya diserahkan langsung penanganannya pihak mekanik atau bengkel.
Baca Juga
Advertisement
"Bisa (dilakukan) sendiri, cuma kita tidak tahu apakah orangnya (si pemilik) bisa, atau tahu di mana soal mesin, atau computer, dan segala macamnya,” ucap Dadi kepada Liputan6.com, Senin (24/12).
Selain soal posisi vital, yang dikhawatirkan Dadi adalah jika pemilik mobil menangani masalah sendiri yaitu diagnosis yang keliru.
Karena itu, alangkah baiknya jika mobil terkena masalah terlebih sampai terendam air, maka cara yang perlu dilakukan menghubungi pihak bengkel. Sedangkan langkah preventif yaitu tidak menyalakan mesin kendaraan.
Selanjutnya
Kata Dadi ada langkah pertama yang harus dilakukan jika kendaraan terendam air laut atau tsunami.
“Tidak dinyalakan mesinnya. Jadi ada baiknya diderek (menuju bengkel). Jika memang airnya tidak mengenai mesin enggak apa-apa. Tapi khawatirnya kena,” ungkap Dadi.
Dadi juga menyatakan, kekhawatiran akibat terkena air laut yaitu masuk ke bagian komponen diatur melalui computer. Selain itu, jika air merendam kelistrikan, hal itu juga bisa berisiko cukup tinggi.
“Jika sudah diderek baiknya disemprot luar-dalam secara total untuk dibersihkan,” ucap Dadi.
Dia juga menyatakan, jika memang air laut atau air apapun masuk ke dalam mobil, maka khususnya bagian dalam atau interior harus dibongkar, dan dibersihkan mulai dari karpet, jok dan lainnya.
“Apalagi ini air laut yang asin dan lebih cepat menimbulkan karat,” tutupnya.
Advertisement