Liputan6.com, Kebumen - Sejak awal November 2018, masyarakat Kebumen disuguhi kisah terdamparnya hewan dilindungi di Pantai Kebumen. Hingga pertengah Desember 2018, tercatat ada tiga peristiwa hewan besar laut terdampar.
Awal November, paus sperma dilaporkan terdampar di Pantai Jogosimo, Kebumen. Hewan bernama ilmiah Physeter macrocephalus ini mati di tengah laut sebelum terdampar ke pantai.
Diduga paus sperma nahas ini masih muda. Ukurannya baru 3,75 meter. Saat dewasa, ukuran paus sperma bisa mencapai belasan meter.
Belum lagi hilang heboh terdamparnya paus sperma, masyarakat Kebumen kembali dikejutkan dengan terdamparnya hiu paus berukuran sekitar tujuh meter di Pantai Ayam Putih Kecamatan Buluspesantren, Jumat, 9 November 2018.
Baca Juga
Advertisement
Lantas, seekor lumba-lumba moncong panjang ditemukan terdampar di Pantai Bopong, Desa Surorejan Kecamatan Puring, Kebumen, Selasa siang, 11 Desember 2018. Lumba-lumba ini sakit lantaran luka di bagian moncong dan dekat mata.
Warga, sudah berusaha menolong lumba-lumba ini. Mereka pun tak segan menyuapi lumba-lumba nahas ini.
Namun, rupanya lumba-lumba ini tak kuasa bertahan dari luka yang dideritanya. Masih beruntung, lumba-lumba ini mati dikelilingi orang-orang yang benar-benar mengasihi sepenuh hati.
Belum lagi luntur kesedihan lantaran gagal menyelamatkan lumba-lumba, kini masyarakat Kebumen kembali dikejutkan oleh kabar penyu terdampar di Pantai Laguna Desa Lembupurwo, Mirit, Kebumen.
Penyu Mati Akibat Sampah?
Pengurus Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmawas) Lembupurwo, Marzuki mengatakan penyu itu ditemukan sudah dalam keadaan mati, pada Sabtu, 23 Desember 2018.
Mula-mula, penyu ini berada di garis pantai. Namun, oleh warga, penyu ini kemudian dipindah ke daratan.
"Saat ditemukan, bangkai penyu sepanjang sekitar satu meter dan berat lebih dari 10 kilogram sudah dalam kondisi membusuk dengan tubuh membengkak," katanya.
Marzuki mengaku tak mengetahui penyebab kematian penyu ini. Dia pun enggan berspekulasi. Hanya saja, bersamaan dengan terdamparnya penyu ini, menepi pula tumpukan sampah yang mengotori laguna.
Meski begitu, Marzuki tak lantas menyimpulkan bahwa penyebab kematian penyu ini lantaran sampah plastik. Yang pasti, plastik memang selalu menjadi masalah serius ekosistem laut.
"Itu minggir bareng sama sampah-sampah. Sampahnya banyak, luar biasa," dia menambahkan.
Penyu terdampar di Pantai Laguna Desa Lembupurwo ini bukan satu-satunya peristiwa terdamparnya penyu di wilayah ini. Sebelumnya, pada 2017 lalu, warga juga menemukan seekor penyu mati terdampar di pantai laguna.
Selain penyu, dua tahun yang lalu, di pantai yang sama, warga juga menemukan hiu tutul seberat kurang lebih satu ton terdampar di pantai ini.
Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Resor Wilayah Pemalang-Cilacap, Rahmat Hidayat mengaku belum menerima laporan peristiwa terdamparnya penyu ini.
Sebab itu, ia pun tak bisa menganalisis penyebab kematian penyu, apakah karena mengonsumsi sampah atau penyebab lain.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement