Cerita soal Tsunami yang Hanyutkan Mesin Pertanian dan Pekerja

Bukan hanya mesin oven padi dan mobil saja yang hanyut terbawa ombak tsunami, empat karyawan pertanian ikut terserat gelombang setinggi sekitar 5 meter.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2018, 11:56 WIB
Anggota Batalyon Infanteri 315/Garudadi TNI AD melakukan penyisiran korban tsunami di kawasan Tanjung Lesung Beach Club, Pandeglang, Banten, selasa (25/12). Penyisiran dilakukan disekitar bangunan yang roboh. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan warga menjadi saksi keganasan tsunami Selat Sunda. Tsunami menghantam kawasan yang berada di wilayah Serang, Pandeglang, dan Lampung Selatan pada Sabtu 22 Desember 2018 sekitar pukul 21.27 WIB.

Salah satu desa yang terhantam dan termasuk parah terdampak tsunami yakni Desa Suka Negara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Salah satu yang terdampak tsunami yakni gudang pertanian. Tiga bangunan hancur, salah satunya khusus menyimpan mesin pengering padi.

"Ini gudang pertanian dan ada tiga bangunan yang hancur. Ini satu bangunan buat mesin oven padi dan semua mesinnya itu hanyut semua," kata Bahrudin di lokasi, Selasa (25/12/2018).

Dia mengungkapkan, bukan hanya mesin oven padi dan mobil saja yang hanyut terbawa ombak tsunami, empat karyawan pertanian ikut terserat gelombang tsunami setinggi sekitar 5 meter.

"Ada empat orang hanyut pas kejadian sampai 200 meter. Tapi selamat semua pekerjanya dan itu mobil yang ada di tengah sawah punya salah satu karyawan," ujar Bahrudin.

Selain itu, ia mengatakan, ombak tsunami yang datang menghantam permukiman warga sebanyak dua kali dengan tinggi sekitar 5 meter.

"Jarak 200 meter dari tempat kerja ke pinggir pantai. Tapi, kalau jarak dari bibir pantai ke jalan raya doang ini 50 meter.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Korban Meninggal

Data jumlah korban tsunami Selat Sunda terus bertambah. Per pukul 17.00 WIB, Senin (24/12/2018), jumlah korban jiwa mencapai 373 orang.

"1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis.

Penambahan itu, menurut dia, tak lepas dari proses pencarian yang gencar dilakukan tim SAR. Beberapa daerah yang sebelumnya sulit dijangkau kini mulai bisa diakses.

"Hal ini menyebabkan korban terus ditemukan oleh petugas tim SAR gabungan," papar Sutopo.

Jumlah korban dan daerah yang terdampak tsunami paling parah kerusakannya adalah daerah pesisir di Kabupaten Pandenglang. Daerah ini merupakan kawasan wisata pantai dengan fasilitas hotel dan vila yang banyak berderet di sepanjang pantai.

"Apalagi saat kejadian tsunami saat libur panjang sehingga banyak wisatawan menginap di hotel dan penginapan," imbuh Sutopo.

Sementara, kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya