Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meyakini pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bisa mengatasi banjir di Jakarta. Dua bendungan tersebut mulai dikerjakan 2017 lalu dan ditargetkan rampung pada 2019.
"Bendungan Sukamahi dan Ciawi mengurangi banjir di Jakarta kurang lebih 30 persen," kata Jokowi di bendungan Ciawi, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018).
Advertisement
Jokowi berharap pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi sejalan dengan proyek sodetan di Ciliwung dan Banjir Kanal Timur (BKT), Jakarta Timur. Demikian juga dengan pembuatan sumur resapan dan drainase di Jakarta.
"Kalau itu semua dikerjakan, Insyaallah mengurangi banyak (banjir)," ujarnya.
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menginginkan Pemerintah Provinsi DKI melakukan normalisasi sungai Ciliwung. Jokowi menilai saat ini sungai Ciliwung menyempit.
Jika sungai Ciliwung dinormalisasi, diharapkan kapasitas tampung air meningkat dari 200 m3/detik menjadi 570 m3/detik. "Ciliwung memang harus dinormalkan karena lebarnya sangat kurang. Ya kan? Sekarang ada yang 12 meter, 10 meter, normalnya harusnya 60 meter atau paling tidak 40 meter," ungkap Jokowi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Memperlambat Air ke Jakarta
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengatakan, bendungan Sukamahi memiliki kapasitas tampung 1,6 juta meter kubik. Sedangkan bendungan Ciawi memiliki kapasitas tampung 6,4 juta meter kubik.
Dua bendungan ini memiliki fungsi memperlambat air menuju Jakarta. Air akan ditampung ke bendungan Sukamahi dan Ciawi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke Bendung Katulampa.
Dengan masuknya air ke dua bendungan tersebut maka air yang mengalir ke Katulampa menjadi lebih lambat dan sedikit. Dari Bendung Katulampa akan secara bertahap dialirkan menuju ke Jakarta.
Jika biasanya durasi banjir yang tiba dari Bendung Katulampa ke pintu air Manggarai 9 jam, durasi banjir yang tiba bisa lebih lama empat jam atau diperpanjang menjadi 13 jam.
Advertisement