Liputan6.com, Makassar - Tim khusus dari Detasemen Intelijen Kodam XIV Hasanuddin berhasil mengungkap penipuan modus kloning WhatsApp yang memanfaatkan foto perwira tinggi TNI untuk mengelabui korbannya, dengan cara meminta untuk mentransfer sejumlah uang atau meminta pulsa.
Tak cuma berada di Sulawesi Selatan, korban aksi penipuan sindikat ini tersebar di seluruh wilayah Tanah Air, hingga akhirnya Mabes TNI memberikan atensi terhadap kasus ini.
Pangdam XIV Hasanuddin lalu memerintahkan jajarannya untuk melakukan pengejaran terhadap komplotan ini. Oleh Asintel Kodam Hasannuddin Tim khusus kemudian dibentuk dari Detasemen Intelijen Kodam XIV Hasanuddin.
"Tim khusus yang dibentuk langsung bergerak di lapangan dan dipimpin langsung oleh Dandenintel Kodam XIV Hasanuddin, Letkol Kav Amran Wahid," kata Kependam XIV Hasanuddin, Kolonel Inf Alamsyah kepada Liputan6.com, Rabu, 26 Desember 2018, malam.
Baca Juga
Advertisement
Tim Intelijen dari TNI AD itu bergerak cepat, hanya butuh waktu lima hari saja mereka berhasil menangkap dua pelaku yang bersembunyi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Kedua pelaku yang diamankan itu adalah AL dan AS.
"Penyelidikan dimulai pada tanggal 1 Desember 2018, mereka berhasil ditangkap pada tanggal 5 Desember 2018," jelas Alamsyah.
Tak berhenti sampai di situ, dari hasil interogasi terhadap AL dan AS, Tim Khusus Detasemen Intelijen Kodam XIV Hasanuddin kembali berhasil menangkap dua pelaku lainnya. Keduanya adalah mahasiswa berinisial EG dan AF di Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
"Kita terus melakukan pengembangan. Mereka ini jaringan yang terorganisir," jelas Alamsyah singkat.
Hingga saat ini, tim khusus Detasemen Intelijen Kodam XIV Hasanuddin masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku-pelaku penipuan kloning Whatsapp lainnya. Tim Khusus dari TNI AD ini mensinyalir ada kelompok besar lainnya yang masih berkeliaran.
"Saat ini, tim kembali berhasil mendeteksi yang disinyalir menjadi induk dari jaringan yang digunakan oleh para pelaku, tapi masih kita rahasiakan," imbuh Alamsyah.
Yang jelas, lanjutnya, sindikat ini menggunakan alat yang canggih, alat tersebut dibuat secara manual oleh tim IT sindikat tersebut. Makanya penipuan ini tidak hanya menyasar korban yang ada di Sulawesi Selatan, tapi menargetkan masyarakat Indonesia. Omzet mereka bisa mencapai ratusan juta setiap bulannya.
Dalam menjalankan aksinya, sindikat ini menggunakan aplikasi khusus dari alat tersebut untuk mangkloning akun WhatsApp orang lain, akun WhatsApp yang berhasil dikloning itu kemudian dikendalikan oleh operator IT yang saat ini masih dalam pengejaran oleh tim khusus Kodam XIV Hasanuddin.
"Diharapkan dalam waktu dekat ini dapat terungkap secara keseluruhan dari sindikat dan jaringan kelompok penipuan berbasis IT ini," Alamsyah memungkasi.
Keempat pelaku penipuan dengan modus kloning WhatsApp itu kini telah diserahkan ke Direktorat Kriminal Khusus Polda Sulsel untuk diproses hukum lebih lanjut.
Saksikan video menarik pilihan berikut: