Wisata Sumbar pada Akhir Tahun Terancam Sepi Turis, Ada Apa?

Ketua Asita Sumbar mengatakan tidak banyak agen perjalanan yang mengonfirmasi kedatangan turis, meski promosi dan potensi Sumbar sudah sangat baik.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 26 Des 2018, 21:30 WIB
Ketua Asita Sumbar mengatakan tidak banyak agen perjalanan yang mengonfirmasi kedatangan turis, meski promosi dan potensi Sumbar sudah sangat baik. (Liputan6.com/Erinaldi)

Padang - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) memperkirakan Sumatera Barat akan sepi dari kunjungan wisatawan Tahun Baru 2019. Padahal, potensi pariwisata Sumbar sangat bagus.

"Hasil pantuan sementara dari sejumlah agen perjalanan dan wisata anggota Asita, tidak begitu banyak orang yang mengonfirmasi akan datang ke Sumbar pada akhir tahun ini," kata Ketua Asita Sumbar Ian Hanafiah di Padang, Rabu (26/12/2018), dilansir Antara.

Ia berpendapat promosi wisata yang dilakukan juga sudah cukup baik. Namun, faktor alam seperti bencana, membuat para wisatawan berpikir panjang untuk datang ke Sumbar.

Bencana itu, antara lain, jembatan putus di Kayu Tanam yang merupakan akses utama Padang-Bukittinggi, longsor yang beberapa kali terjadi di jalur alternatif Padang-Bukittinggi melalui Sitinjau Laut, Solok dan kondisi jalan alternatif Padang-Bukittinggi melalui Malalak yang juga diragukan.

Tsunami yang melanda Banten dan Lampung juga berpengaruh terhadap psikologi wisatawan yang kemudian lebih memilih untuk menjauhi pantai atau pulau. Akibatnya, wisatawan seolah tidak memiliki pilihan tempat wisata sehingga mengurungkan untuk datang.

"Kami juga memperhatikan imbauan dari BMKG terkait gelombang laut tinggi yang berpotensi terjadi hingga penghujung tahun sehingga tidak merekomendasikan wisata pantai, menimbang faktor keselamatan wisatawan," katanya.

Harga tiket pesawat dan hotel yang naik gila-gilaan pada akhir tahun ikut menjadi penyebab lesunya pariwisata Sumbar pada akhir tahun. Ditambah lagi, imbauan dari beberapa kepala daerah di Sumbar agar tidak menyambut pergantian tahun dengan cara hura-hura sehingga banyak agenda batal dilaksanakan.

"Kalau semuanya serba mahal tentu wisatawan memilih ke daerah lain atau negara lain. Sebenarnya, soal ini bukanlah salah dari Pemprov Sumbar, tetapi tergantung selera dari wisatawannya," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya