Jurus Sampoerna Dukung Target RI Bebas Pekerja Anak pada 2022

Pada 2018, terdapat 22 Rumah Pintar di berbagai wilayah NTB.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Des 2018, 11:17 WIB
Guru relawan memberikan materi pelajaran kepada anak-anak di Sekolah Komunitas Jendela, Jakarta, Minggu (25/11). Sekolah yang berdiri sejak 2012 dibimbing oleh mahasiswa dan pekerja kantoran. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk menggulirkan program Rumah Pintar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Program ini untuk mencegah dan meminimalkan keterlibatan anak-anak dalam perkebunan dan pengolahan tembakau.

Kepala Hubungan Daerah & CSR Sampoerna, Ervin Laurence Pakpahan ‎mengatakan, Rumah Pintar merupakan program layanan bagi anak-anak usia 7-18 tahun (SD-SMA) dengan kegiatan positif dan edukatif. Program ini juga merupakan upaya Sampoerna mendukung kebijakan pemerintah mencapai Indonesia Bebas Pekerja Anak 2022. 

"Kami bersama mitra, baik LSM maupun pemasok, berkomitmen mencegah dan mengeliminasi praktik pekerja anak di Lombok. Oleh karena itu, melalui payung program tanggung jawab sosial perusahaan Sampoerna Untuk Indonesia, kami mempersembahkan program Rumah Pintar untuk menyediakan ruang belajar dan bermain yang produktif bagi anak-anak di luar waktu sekolah," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (27/12/2018).

Sebagai puncak rangkaian kegiatan, Sampoerna menggelar Kompetisi Anak di Bencingah, Lombok Tengah pada 26 Desember 2018 bermitra dengan Koalisi Perempuan Indonesia dan Festival Rumah Pintar di Selong, Lombok Timur pada 27 Desember 2018 bermitra dengan Lembaga Transform.

Kedua acara tersebut bertujuan untuk menampilkan hasil pembelajaran dan keterampilan anak-anak yang beraktivitas di Rumah Pintar dalam rangka memotivasi serta menjauhkan mereka dari aktivitas di ladang tembakau. 

Pada 2018, terdapat 22 Rumah Pintar di berbagai wilayah NTB. Dari jumlah tersebut, 8 Rumah Pintar bermitra dgn Koalisi Perempuan Indonesia dan 14 Rumah Pintar bermitra dengan Lembaga Transform. Kedua acara puncak dilaksanakan untuk menampilkan keterampilan anak-anak selama mengikuti kegiatan belajar di Rumah Pintar. 

"Ajang tersebut diharapkan dapat memberi motivasi bagi anak-anak untuk secara aktif terlibat kegiatan yang sesuai dengan usianya," ungkap dia.

 

 

 


Daerah yang Dipilih

Berdasarkan data Lembaga Transform, program Rumah Pintar telah menjadi tempat bermain dan belajar bagi 7.037 anak atau 74 persen dari total jumlah anak-anak di 14 desa, sehingga mereka tidak menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan di ladang tembakau. 

Daerah yang dipilih untuk lokasi program adalah desa penghasil tembakau, seperti Desa Padamara, Setanggor, Jantuk, Kabar, Rumbuk, Sukadana, Montong Baan, Sakra Selatan, Gelanggang, Bungtiang, Senyiur, Batu Putik, Sepapan, dan Jerowaru. Program ini juga melibatkan 163 orang warga setempat sebagai fasilitator lapangan, pengelola, dan mentor.

Berbagai aktivitas edukatif bagi anak-anak usia sekolah ditawarkan di Rumah Pintar antara lain kursus gratis berbagai mata pelajaran seperti bahasa inggris, komputer, matematika, kegiatan olahraga, pengembangan kesenian tradisional, seni tari, bela diri, renang, permainan, dan kegiatan vokasi. 

Selain itu, untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut, sejumlah fasilitas juga disediakan, di antaranya lapangan bermain, permainan edukatif, perangkat visual penunjang pembelajaran, dan lainnya.

‎"Kami percaya bahwa anak-anak memiliki hak untuk bermain dan belajar sesuai usianya. Oleh karena itu, program Rumah Pintar diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangan kebijakan untuk menunjang perkembangan anak-anak. Kami memulai program ini sejak 2016 dengan tujuan dapat menghasilkan dampak positif jangka panjang, khususnya bagi peningkatan kompetensi generasi muda dan mencapai Indonesia Bebas Pekerja Anak," ujar Ervin.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya