Menperin Pastikan Tak Ada Industri Jadi Korban Tsunami Banten

Menperin Airlangga Hartarto mengatakan telah melakukan pengecekan dan menemukan tidak adanya industri yang menjadi korban tsunami.

oleh Merdeka.com diperbarui 27 Des 2018, 14:43 WIB
Warga mengumpulkan perkakas dari bangunan rumahnya yang rusak akibat terjangan tsunami di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami Selat Sunda, warga mulai kembali ke rumahnya masing-masing. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bencana alam tsunami meluluhlantahkan kawasan di Banten dan Lampung Selatan, pada Sabtu (22/12/2018) kemarin. Tsunami Selat Sunda dengan arus cukup kuat tersebut mengakibatkan puluhan bangunan rusak serta korban jiwa.

Terkait kerusakan yang terjadi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan tidak ada industri yang menjadi korban terjangan tsunami tersebut.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan dan tidak ditemukan adanya industri yang menjadi korban tsunami di wilayah bencana tersebut.

"Industri tidak ada yang terdampak , adi kami sudah cek di daeah Serang , Cilegon," kata Menperian Airlangga di kantornya, Kamis (27/12/2018).

Menperin menjelaskan, industri tidak ada yang terdampak sebab mereka sudah menerapkan mitigasi atau pencegahan bencana yang tepat.

"Karena memang industri ini sebagian sudah mengantisipasi terhadap mitigasi tsunami maupun gempa, jadi standardnya lebih tinggi," ujarnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com


Dibenarkan Pengusaha

Pemandangan dari udara kawasan pemukiman nelayan di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Selasa (24/12). Situasi Kampung Sumur gelap gulita karena listrik mati saat tsunami menerjang. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Industri manufaktur di kawasan Banten tidak terkena dampak dari bencana tsunami yang melanda pantai pesisir di Pandeglang dan wilayah sekitarnya, pada Sabtu 22 Desember 2018, malam.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri, Johnny Darmawan mengatakan, hingga saat ini, dirinya belum menerima laporan terkait kerusakan pabrik akibat tsunami.

"Sampai saat ini saya belum dapat laporan. Dari malam hingga saat ini, saya belum mendapatkan laporan kalau pelabuhan atau pabrik-pabrik di sana terkena dampak," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (23/12/2018).

Namun yang terkena dampak justru yang berkaitan dengan pariwisata seperti perhotelan.‎ Khususnya hotel-hotel di kawasan Anyer dan Tanjung Lesung.

"Sejauh ini yang terdampak ‎itu seperti hotel di Anyer dan Tanjung Lesung yang tempat-tempat rekreasi, itu lokasinya di ujung (pesisir). Sementara industrinya lebih ke dalam, karena mengikuti (lokasi) Krakatau Steel. Jadi industrinya tidak terganggu," kata dia.

Jika memang nantinya ada laporan jika industri turut terdampak, lanjut Johnny, diharapkan pemerintah bisa segera memulihkan kondisi di lokasi kejadian. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ekonomi bisa tetap berjalan dan investor tetap optimis untuk berinvestasi di ujung barat Pulau Jawa tersebut.

"Kalau misalnya terganggu, tinggal bagaimana pemerintah meyakinkan. Kalau ada yang terkena pabriknya, mereka (pengusaha) harus segera memulihkan. Kalau tidak nanti akan menghambat produksinya," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya