Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Masih Hujani Daerah Banten

Masyarakat diimbau kenakan masker jika keluar rumah untuk meminimalisir dampak dari abu vulkanik Gunung Anak Krakatau.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 27 Des 2018, 14:41 WIB
Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Liputan6.com, Pandeglang - Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau masih terus berjatuhan di wilayah Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Anyer, Kabupaten Serang sampai Kota Serang.

"Menunjukkan citra satelit imawari, sebaran debu vulkanik masih di (sekitar) perairan selat Sunda dan sebarannya itu bertiup ke (arah) barat daya dan barat," kata Prakirawan BMKG Lutfi Fitriano saat ditemui di bus satelit, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (27/12/2018).

Dua hari sudah abu hujan vulkanik Gunung Anak Krakatau turun di sekitar Banten. Hujan abu bisa diredam, lantaran sore hingga malam nanti, wilayah Banten diprediksi akan turun hujan.

"Potensi hujan ringan masih akan ada. Antara sore menjelang malam nanti," ujarnya.

Sedangkan kondisi cuaca pada Jumat 28 Desember 2018, diprediksi akan cerah. Sehingga bisa memudahkan proses evakuasi dan pencarian korban.

Namun relawan dan masyarakat diminta tetap waspada terhadap gelombang tinggi. Selain itu, jika berada di luar rumah, diimbau untuk menggunakan masker untuk meminimalisir dampak dari abu vulkanik Gunung Anak Krakatau.

"Dan perkiraan untuk besok hari, diperkirakan kondisinya lebih baik, hujan lebih menurun intensitasnya, sehingga bisa membantu evakuasi dan mitigasi dampak bencana," jelas dia.


Belum Pengaruhi Penerbangan

Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Tsunami yang menerjang wilayah Selat Sunda, Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan merusak ratusan bangunan dan kapal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti mengaku turun langsung memeriksa fasilitas infrastruktur transportasi udara yang terdampak serta menyiapkan bandara untuk keperluan distribusi bantuan kemanusiaan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menaikan status Gunung Anak Krakatau ini menjadi siaga.

Untuk itu Polana meminta jajarannya untuk secara intensif memantau operasional penerbangan yang bisa terdampak erupsi Gunung Anak Krakatau. Khususnya karena aktifitas penerbangan sedang tinggi selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru 2019.

“Bertepatan dengan liburan Natal dan menyambut Tahun Baru 2019 serta libur anak sekolah, moda transportasi udara banyak diminati oleh masyarakat untuk pergi mengisi liburan. Untuk itu saya telah meminta Otoritas Bandara, Unit Penyelenggara Bandar Udara dan semua stakeholder penerbangan untuk terus melakukan koordinasi dan siap siaga jika terjadi hal-hal yang mengganggu aktivitas penerbangan,” ujar Polana dalam keterangannya, Kamis (27/12/2018).

Polana mengatakan bahwa sampai saat ini belum mendapatkan Notam khusus penutupan bandara dari AirNav Indonesia selaku penyelenggara lalu lintas udara. Hanya saja Airnav sudah mengeluarkan NOTAM A5440/18 perihal Penutupan dan Reroute terdampak Krakatau.

“Sejauh ini abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau tidak memberikan dampak kepada penutupan bandara, untuk bandara terdekat seperti Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Radin Inten II Lampung, bandara masih beroperasi normal. Dari Airnav sudah mengeluarkan Notam terkait pengalihan rute penerbangan yang tidak bisa dilewati pesawat,” jelas Polana.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Bandara Radin Inten II Lampung, Asep Kosasih melaporkan bahwa sejak terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau, fasilitas bandara baik sisi darat ataupun udara tidak terdampak dan tetap beroperasi normal.

“Pasca erupsi Gunung Anak Krakatau, Bandara Radin Inten II beroperasi secara normal dan tidak terdampak. Namun, kami akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi secara intens dengan BMKG, Airnav dan Direktorat Navigasi Penerbangan,” ujar Asep.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya