Kisah Bocah Termenung Ditinggal Ibu dan Dua Adiknya yang Tewas Diterjang Tsunami

Adit, bocah 11 tahun tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menangis saat mengetahui ibu dan dua adiknya meninggal saat bencana tsunami Selat Sunda.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 28 Des 2018, 06:31 WIB
Kondisi jalan usai tsunami anyer (Foto: Dok PLN)

 

Liputan6.com, Jakarta - Adit, bocah 11 tahun tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menangis saat mengetahui ibu dan dua adiknya meninggal saat bencana tsunami Selat Sunda melanda Lampung Selatan, Minggu 22 Desember 2018.

Tatapan Adit kosong. Sendiri dalam kerumunan warga sekitar yang juga menjadi korban tsunami Selat Sunda. Rumah Adit tak jauh dari pinggir pantai, hanya berjarak antara 10 sampai 15 meter. Tempat tinggalnya itu hancur, rata dengan tanah.

Entah apa yang ada dalam pikiran Adit saat itu, tak ada yang tahu, tak ada yang mencoba mencari tahu demi ketenangan sang bocah. Hingga akhirnya anggota Polres Pesawaran, Lampung, Turono menghampirinya dan berusaha menghibur sang bocah malang tersebut.

Turono bercerita. Saat dia melihat Adit, Rabu 26 Desember 2018, ia sempat berpikir bahwa sang bocah sedang sakit. Jika benar sakit, Turono berinisiatif membawanya menemui tim medis. Namun nyatanya sang bocah itu sehat.

"Saya lihat ada anak di kerumunan ramai, dia duduk sendiri, manyun, pandangannya kosong, saya pikir anak ini sakit," ujar dia bercerita kepada Liputan6.com, Kamis (27/12/2018).

Turono pun mencoba mencari tahu kondisi sang bocah dengan bertanya kepada warga sekitar. Saat itu ia belum tahu kalau Adit tengah kehilangan seluruh keluarganya akibat tsunami Selat Sunda.

"Saya tanya sama orang di sana, kenapa anak itu, kalau sakit mumpung sedang ada dokter, kita obatin. Orang sana bilang, itu Pak mohon maaf, kalau ibunya sama dua adiknya meninggal sudah, ketemu, hanya bapaknya yang belum ketemu. Saat itu," kata Turono.

 


Ikut Audisi Sepak Bola

Kendaraan melintas di antara puing-puing setelah tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat tahu kondisi sebenarnya sang bocah, Turono langsung menghampiri sang bocah. Dia baru tahu bahwa nama si bocah adalah Adit.

"Aku tanya kenapa Nak? Dia langsung menangis, enggak sungkan peluk saya, saya peluk, saya kuatkan, saya kasih semangat, pada saat itu dia sudah tahu kalau ibu sama dua adiknya sudah meninggal, mungkin psikis, kemudian si Adit ini menangis di pelukan saya, saya bilang kamu harus kuat," kata dia.

Adit sendiri saat bencana tsunami menghampiri Lampung Selatan, tengah berada di Bandar Lampung. Dia sedang ikut audisi sepak bola U-13.

"Saya bilang kalau mau jadi pemain bola harus semangat, harus tersenyum, sambil saya hibur juga, akhirnya dia tersenyum, dan warga sekitar senang melihat dia kembali semangat, kembali tertawa," kata Turono.

Demi terus mengetahui kondisi Adit, Turono meminta kontak warga sekitar. Beruntung, tadi siang dirinya dikabarkan jika ayah Adit telah ditemukan dengan selamat.

"Adit ini anak berprestasi di bola. Saya kemarin itu sempat menangis, pas saya tanya cita-citanya apa, dia bilang mau jadi pemain sepak bola, lho kenapa? Supaya Indonesia bisa jadi juara dunia. Saya menangis," kata Turono.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya