Plus Minus Liga 1 2019 Dimulai Selepas Pemilu

Liga 1 2019 rencananya dimulai setelah Pemilu.

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 28 Des 2018, 09:50 WIB
Striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, mengangkat piala usai mengalahkan Mitra Kukar pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Minggu (9/12). Persija menang 2-1 atas Mitra. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jakarta - Muncul wacana terkait rencana PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunda kick-off Liga 1 2019 setelah Pemilihan Umum Presiden. Penerapan rencana tersebut membuat sepak bola Indonesia semakin mundur.

Carut marut dan ketidakjelasan penyelenggaraan kompetisi Liga 1 di Indonesia ternyata terulang. PT LIB tidak belajar dari pengalaman masa lalu akan lebih banyaknya kerugian menggelar kompetisi yang tidak sesuai dengan kalender FIFA dan AFC.

Untuk tahun ini, alasan belum jelasnya kapan kick-off Liga 1 2019 dikarenakan Tahun Pemilu. Seperti diketahui, Indonesia akan menggelar pemilihan umum serentak untuk memilih Presiden, DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi, DPD, dan Partai Politik pada 17 April 2019.

"Untuk itu kami punya perencanaan menggelar kick-off Liga 1 2018 setelah Pilpres 2019," kata CEO PT LIB, Tigorshalom Boboy beberapa waktu lalu.

Memang tidak ada kolerasi antara Liga 1 2019 dengan Pemilu. Namun, PT LIB memilih mencari aman, dan mungkin atas saran Kepolisian, untuk menggelar kompetisi setelah Pemilu.

Seperti diketahui, sebuah pertandingan sepak bola akan menyedot konsentrasi masa yang besar. Hal itu berpeluang untuk terjadinya gesekan-gesekan antarsuporter. Di tengah konsentrasi Polisi untuk mengamankan dan melancarkan kesuksesan pemilu, mereka tentu saja tidak ingin diberatkan dengan kerjaan tambahan untuk mengamankan pertandingan.

Lalu, apa saja keuntungan dan kerugian yang akan diterima klub-klub dengan adanya kemunduran jadwal kick-off Liga 1 2019? Berikut ini penjabaran keuntungan dan kerugian dari penyelenggaraan kick-off Liga 1 2019 jika digelar setelah Pemilu versi Bola.com:


Keuntungan

 

Pemain Persib Bandung merayakan gol yang dicetak oleh Bojan Malisic ke gawang Arema FC pada laga Liga 1 di Stadion GBLA, Jawa Barat, Kamis (13/9/2018). Persib menang 2-0 atas Arema FC. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Dengan adanya rencana molornya Liga 1 2019, bisa menjadi keuntungan buat klub. Mereka bisa memanfaatkan waktu yang panjang ini untuk melakukan persiapan yang lebih panjang.

Para pelatih mendapatkan waktu yang lebih lama untuk menyusun skuat untuk musim baru. Selain itu, adanya waktu yang hampir 4 bulan ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan persiapan yang matang.

Selain itu, keuntungan molornya jadwal Liga 1 2019 bakal dirasakan agar masyarakat lebih terkonsentrasi pada Pemilu. Hal ini bisa meminimalisir terjadinya gesekan-gesekan yang berpotensi dalam pertandingan.


Kerugian

 

PSS Sleman Selamat Datang di Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Namun, klub-klub ternyata lebih banyak mendapatkan kerugian dari molornya Liga 1 2019. Dengan kick-off yang direncananya setelah Pemilu, maka hal itu akan berpengaruh pada kompetisi atau turnamen lainnya yang melibatkan Timnas Indonesia.

Seperti diketahui, sepanjang 2019 Timnas Indonesia akan memiliki agenda FIFA Matchday, Piala AFF U-22, Kualifikasi Piala Asia U-23, dan SEA Games 2019. Dengan demikian, penyelenggaraan Liga nantinya akan berpengaruh langsung pada jadwal-jadwal di atas.

Selain itu, molornya Liga 1 2019 juga bakal memengaruhi penyelenggaraan turnamen pramusim Piala Presiden. Besar kemungkinan, Piala Presiden 2019 tak akan digelar karena berdekatan dengan momentum Pemilu.

Tak hanya klub, pemain-pemain juga merasakan langsung molornya jadwal Liga 1 2019. Dengan demikian, mereka tidak akan mendapatkan penghasilan sampai digelarnya musim baru. Seperti diketahui, mayoritas klub di Indonesia hanya merekrut pemainnya dengan sistem per musim, bukan per tahun.

 

Sumber: Bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya