Berharap Hujan Kurangi Sebaran Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau

Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau terus menghujani Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 27 Des 2018, 22:56 WIB
Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Liputan6.com, Pandeglang - Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau terus menghujani Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang. Abu gunung berapi berbahaya bagi kesehatan ketika masuk ke saluran pernapasan dan mata.

Namun, ada harapan luas sebaran abu vulkanik Gunung Anak Krakatau berkurang. Pasalnya, hujan tengah mengguyur sekitar gunung yang masih dalam proses bertumbuh itu.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lutfi Fitriano mengatakan hujan dengan intensitas ringan tengah mengguyur perairan Selat Sunda, terutama di atas Gunung Anak Krakatau.

Dia berharap hujan ini bisa mengurangi dampak semburan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau, yang ketinggiannya mencapai 10 kilometer dari permukaan laut (DPL).

"Berdasarkan radar yang kita punya, update saat ini, cenderung berawan hujan ringan dan sepertinya masih bertahan hingga menjelang malam nanti," ujar Lutfi ketika ditemui di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (27/12/2018).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Abu Belum ke Arah Jakarta, Penerbangan Aman

Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Tsunami yang menerjang wilayah Selat Sunda, Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan merusak ratusan bangunan dan kapal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Menurut Lutfi, abu vulkanik diperkirakan belum masuk ke daerah Jakarta. Hujan abu masih berada di wilayah Banten.

"Kalau sekarang berdasarkan peta sebaran masih dikisaran wilayah Serang sampai Cilegon, dia (abu vulkanik) belum masuk ke wilayah Jakarta. Wilayah sebarannya lebih ke Selat Sunda bagian selatan," kata dia.

Sementara, dia menyebut, jalur penerbangan masih aman. Pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) mengambil arah selatan Selat Sunda bagian utara untuk menuju Pulau Sumatera. Begitupun sebaliknya.

"Untuk penerbangan, dilihat dari radar kita, itu menghindari kan, dia enggak melintasi wilayah semburan Anak Krakatau ini, dia muter gitu," ujar Lutfi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya