Liputan6.com, Jakarta – Musisi senior Dian Pramana Poetra meninggal dunia di kediamannya di Tebet Barat, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Desember 2018. Sebelum meninggal dunia, ia sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina, Jatinegara, Jakarta Timur, akibat mengidap berbagai penyakit, salah satunya kanker darah.
Dian Pramana Poetra lahir di Medan, 2 April 1961. Ia terlahir dari pasangan yang mewariskan darah seni keroncong dari ibunya, Sumiati Sutiko, dan jazz dari sang ayah, Hadi Suwito.
Di mata adiknya, Ika Ratih Puspa, Dian termasuk sosok perfeksionis dan rajin membantu ibunya memasak saat kecil. Sebelum berangkat ke sekolah, ia bahkan sudah membantu mengiris bawang.
"Saat pulang sekolah pun kita suka membantu ibu," ungkap Dian dalam acara 'Satu Jam Lebih Dekat' yang diunggah ke YouTube pada 8 Agustus 2015 lalu.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya rajin membantu sang bunda memasak, Dian kecil sering dititipkan ke tetangga yang semua anaknya perempuan. Karena tak ada celana, ia kemudian dipakaikan rok.
"Karena mungkin terpaksa, waktu aku ngompol atau gimana, karena nggak ada celana, dikasih rok. Aku ngerasa leluasa. Setelah ibu pulang, dipakein celana, tapi aku nggak mau," ujar Dian.
Dian dititipkan ke tetangganya karena kesibukan ibundanya di program Bintang Radio di RRI. Hal itu yang membuat ibundanya sering bolak-balik dari Medan-Jakarta dan Jakarta-Medan.
Selain soal rok, Dian Pramana Poetra ternyata punya nama panggilan unik. Ika memanggil kakaknya itu dengan sebutan Biung, sedangkan Dian memanggil adiknya dengan nama Mpok.
"Panggilannya nggak seru nih. Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun, itu udah banyak yang tahu. Keren. Dipanggil Biung, aduh. Lemah," cetus Dian tersenyum.
Menurut Ika, panggilan tersebut terinspirasi dari film Benyamin S, Duyung Ajaib. Dari situ Ika kemudian memanggil Dian Pramana Poetra dengan sebutan Biung.
Saksikan video pilihan di bawah ini: