Harga Emas Naik Dipicu Pelemahan Dolar dan Pasar Saham

Penutupan sebagian pemerintahan AS, yang diperkirakan akan berlanjut, juga mendukung harga emas.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Des 2018, 06:46 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Bengaluru - Harga emas naik seiring pelemahan Dolar Amerika Serikat (AS) dan reli pasar saham global gagal, mendorong investor menuju aset safe-haven.

Melansir laman Reuters, Jumat (28/12/2018), harga emas di pasar spot 0,8 persen lebih tinggi menjadi USD 1.277.45 per ounce. Ini setelah harga sempat mencapai USD 1.279,06 pada sesi sebelumnya, tertinggi sejak 19 Juni. Adapun harga emas berjangka AS menetap naik 0,6 persen menjadi USD 1.281,10 per ounce.

"Indeks dolar yang lebih lemah mendukung minat beli dalam emas dan indeks saham AS telah mundur secara signifikan, yang juga telah membantu," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Reli ekuitas global yang dipicu oleh lonjakan dramatis di Wall Street, setelah penurunan laba industri China menunjukkan tekanan pada ekonomi global. Saham sempat AS jatuh tajam.

Indeks dolar, ukuran nilai greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,6 persen pada Kamis, membuat emas lebih murah bagi pembeli mata uang lainnya.

Penutupan sebagian pemerintah AS, yang secara luas diperkirakan akan berlanjut, juga mendukung emas, kata para analis.

“Perekonomian dunia yang melambat mungkin membawa beberapa permintaan safe-haven. Tetapi setiap pengurangan pertumbuhan ekonomi dunia juga akan mengurangi permintaan konsumen untuk emas di negara-negara seperti China dan India, ”kata Wyckoff.

Kepercayaan investor pada bullion tercermin dalam lonjakan kepemilikan SPDR Gold, dana yang diperdagangkan di bursa terbesar. Kepemilikan SPDR naik 2,1 persen pada hari Rabu. Ini merupakan kenaikan persentase satu hari terbaik sejak Juli 2016.

“Telah ada lonjakan luas dalam kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa emas dan sama sekali tidak ada kekurangan momentum di sana. Investor hanya mempersiapkan diri dengan membeli emas karena ada beberapa ketidakpastian menuju 2019, ”kata Naeem Aslam, Kepala Analis Pasar di Think Markets UK.

Kepemilikan SPDR, yang tertinggi sejak Agustus, telah meningkat sekitar 8 persen sejak menyentuh posisi terendah lebih dari 2-1/2 tahun pada bulan Oktober.

Adapun harga logam lain, perak naik 1,3 persen menjadi USD 15,23 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak pertengahan Agustus di USD 15,27. Platinum turun 0,1 persen menjadi USD 793,80 per ounce, sementara paladium naik 1 persen menjadi USD 1.266,60.


Harga Emas Sehari Sebelumnya

Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Harga emas menguat dan berakhir ke level tertinggi dalam enam bulan. Penguatan tersebut juga dibayangi wall street yang melonjak.

Harga emas untuk pengiriman Februari 2018 di Comex naik USD 1,2 atau 0,1 persen ke posisi USD 1.273 per ounce. Berdasarkan data FactSet, penutupan tersebut tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 20 Juni. Harga emas reli saat memulai pekan ini seiring wall street alami aksi jual menjelang libur Natal.

Namun, wall street berbalik arah menguat usai libur Natal dan berusaha menghapus penurunan pada perdagangan Senin. Akan tetapi, wall street masih alami jalur terburuk pada Desember sejak 2008.

"Bursa saham global tertekan telah menguat dukungan untuk posisi harga emas menjadi USD 1.250. Akan tetapi, mengingat pasar saham global yang goyah dan memudarnya sentimen risiko, kita harus perkirakan permintaan safe haven untuk emas tetap kuat hingga akhir tahun," tulis Analis Oanda, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/12/2018).

Harga perak untuk pengiriman Maret naik 30,3 sen atau dua persen ke posisi USD 15.123 per ounce. Harga platinum untuk Januari menguat 1,4 persen atau USD 10,70 menjadi USD 799 per ounce.

Harga palladium mendaki USD 9,8 atau 0,8 persen menjadi USD 1.185,90 per ounce. Harga tembaga untuk pengiriman Maret menanjak USD 3,9 sen menjadi USD 2,70 per pound.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya