Liputan6.com, Jakarta - Memasuki musim hujan menandakan Anda perlu berhati-hati saat berkendara. Selain memastikan kendaraan dalam kondisi baik, jangan lupakan komponen-komponen pengereman, terutama kampas rem.
Saat jalanan banyak tergenang air, lumpur dan kotoran juga ikut menempel pada kampas rem dan cakram. Bersihkanlah, agar pengereman dapat bekerja maksimal.
Baca Juga
Advertisement
" Genangan air banjir biasanya juga mengandung kotoran padatan seperti lumpur maupun kerikil kecil. Salah satu cara membersihkannya bisa dengan menyemprotnya dengan air bersih pada bagian rem. Setelah itu jangan lupa dikeringkan," imbuh Yopi Sopyan, praktisi kampas rem.
Menurut Yopi kampas rem yang dapat berfungsi baik saat musim hujan adalah dengan selalu menjaga kebersihannya. Hal ini perlu dilakukan agar lining kampas tetap dapat bergesekan dengan rotor atau cakram tanpa penghalang dari benda lain.
"Ini perlu dilakukan dilakukan agar koefisien gesek dari rem tetap optimal," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Sedangkan kampas rem yang hampir habis, dianjurkan segera diganti. Pasalnya pada kampas rem baru biasanya terdapat celah atau slit yang selain berfungsi untuk membuang kotoran juga dapat menjadi saluran buangan air saat kampas tersebut bergesekan dengan cakram.
"Hal ini untuk menjaga gaya tekan pengereman tetap optimal. Nah pada kampas rem yang sudah mulai habis, yang ditandai dengan kedalaman celah yang mulai berkurang, air yang terdapat di antara permukaan kampas rem dan permukaan rotor akan menghalangi proses gesekan, sehingga daya pengereman dan cengkraman akan terasa berkurang," papar Yopi.
"Untuk itu disarankan jika sudah memasuki musim penghujan dan dirasakan kita akan melewati daerah banjir, segera mengganti kampas rem dengan yang baru," tambahnya.
Jika ingin mengganti, lantas bagaimana mengetahui kampas rem yang berkualitas? Yopi menjelaskan, kampas rem yang baik memiliki tingkat porositas yang rendah. Cirinya adalah pori-porinya biasanya kecil-kecil. Hal ini penting mengingat kampas rem yang berpori besar dapat menyerap air lebih banyak dari kampas rem berpori kecil. Efeknya adalah tentunya ketika kampas rem ini menyerap air terlalu banyak, daya cengkeram rem akan turun drastis.
"Ingat proses pengereman yang baik terjadi pada suhu optimal rem tersebut. Biasanya berkisar antara 80 - 100 derajat celcius. Jika ada air, suhu optimal pengereman tidak tercapai, karena air bersifat mendinginkan," terangnya.
Selain itu, katanya, jika rem terlalu banyak menyerap air, kompresibilitas rem tersebut menjadi tinggi, dan rem terasa mbagel dan ngayun. Ideal nilai kompresibilitas rem biasanya di 2%.
"Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya, pada beberapa rem yang menggunakan bahan metalik berkualitas baik, biasanya pada materialnya ditambahkan zat anti karat, sehingga ketika terkena air, permukaan rem tetap bersih dari karat. Karat pada permukaan rem, seperti halnya kotoran lainnya bisa menimbulkan noise, atau suara berdecit saat dilakukan pengereman," tutupnya.
Sumber: Otosia.com.
Advertisement