Liputan6.com, Dhaka - Penduduk Bangladesh akan melakukan pemungutan suara pada Minggu, 28 Desember 2018 waktu setempat untuk menentukan kembali perdana menteri mereka.
Di satu sisi, sang petahana, Sheikh Hasina, diprediksi akan kembali menduduki kursi kepala kabinet negara. Bila benar demikian, maka ini adalah kali ketiga Hasina menjabat sebagai perdana menteri Bangladesh.
Baca Juga
Advertisement
Meski disukai rakyatnya karena dianggap berhasil memajukan ekonomi Bangladesh dengan pesat, namun pemerintahan Hasina dituduh telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berkali-kali.
Sejumlah tokoh oposisi, termasuk saingan utama Hasina, Khaled Zia, dilaporkan menghilang selama bulan-bulan menjelang pemilu. Zia dikabarkan telah dijebloskan ke penjara oleh orang-orang Hasina.
"Pelecehan yang dilakukan oleh polisi terhadap aktivis oposisi, telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Kamal Hossain, seorang pengacara HAM yang merupakan kandidat oposisi bersama (joint opposition), sebagaimana dikutip dari The Guardian, Jumat (28/12/2018).
Hossain, yang berusia 82 tahun, mengatakan bahwa sekitar 70 kandidat dari aliansi partai oposisi takut untuk berkampanye di wilayah pemilihan mereka, setelah serentetan serangan terhadap demonstran dan kantor partai dilakukan oleh kelompok bersenjata.
Di lain pihak, Hasina berharap bahwa 100 juta pemilih yang terdaftar di Bangladesh akan mengabaikan isu tersebut dan berfokus pada kemajuan ekonomi negara, termasuk kenaikan upah minimum sebanyak tiga kali lipat dari pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan di atas 6% dalam dekade terakhir.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Layanan Internet Ditangguhkan
Ratusan orang dilaporkan menghilang atau ditahan secara paksa di penjara rahasia, dan hampir 450 orang ditembak mati oleh polisi di tengah penumpasan perdagangan narkotika pada tahun 2018, menurut data yang dikeluarkan oleh kelompok HAM Odhikar.
Otoritas Bangladesh juga sangat membatasi layanan internet di seluruh negeri, sebagai upaya untuk melawan "propaganda" menjelang pemilu.
Akhir-akhir ini, layanan internet di seluruh penjuru Bangladesh menjadi lemot. Layanan 3G dan 4G ditangguhkan selama beberapa jam pada hari Kamis, 27 Desember, kata seorang pejabat Bangladesh Telecommunications Regulatory Commission atau Komisi Regulasi Telekomunikasi Bangladesh (BTRC).
"Kami meminta operator telekomunikasi untuk menghentikan layanan 3G dan 4G untuk sementara pada Kamis malam. Kami harus melakukannya untuk mencegah propaganda dan penyebaran konten yang menyesatkan (hoaks) di internet," ujar pejabat itu kepada AFP tanpa menyebut nama.
Dia menambahkan, layanan internet berkecepatan tinggi telah dibuka kembali pada Jumat pagi setelah 'mati' selama 10 jam. Kendati demikian, otoritas akan menangguhkannya lagi di kemudian hari.
Facebook mengatakan kepada Associated Press pada minggu ini bahwa pihaknya telah melumpuhkan 15 halaman yang menyebarkan berita palsu pro-Hasina menjelang pemilu.
"Facebook pun sudah menggandeng agen intelijen yang menentukan bahwa orang-orang yang membuat dan mengelola situs itu terkait dengan pemerintah", kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan siber Facebook.
Sedangkan Twitter, mengklaim telah menangguhkan 15 akun di Bangladesh. Sebagian besar di antaranya memiliki pengikut (follower) kurang dari 50 akun. Akun-akun ini diduga terlibat dalam manipulasi platform.
"Berdasarkan analisis awal kami, tampaknya akun-akun tersebut memiliki keterkaitan dengan 'orang dalam pemerintahan'," kata perusahaan media sosial itu.
Advertisement