Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018. Penutupan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Ketua DK OJK Nurhaida dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi.
Perdagangan bursa akhir 2018 diparkir pada level 6.194 poin. Angka tersebut dibawah pencapaian penutupan saham di 2017 yang mencatat penutupan perdagangan pada level 6.355,65 poin.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan tahun ini diwarnai berbagai perkembangan ekonomi, pasar keuangan dan politik yang cukup dinamis, baik di tingkat global maupun domestik. Hal ini memberikan tekanan tersendiri pada kinerja pasar modal sejak Mei tahun ini.
"Satu hal yang patut kita syukuri, respon cepat dan antisipatif dari para pelaku usaha bersama Pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Presiden, telah membuktikan komitmen yang tinggi dari Pemerintah dalam memperkuat fundamental ekonomi nasional dan menjaga confident pelaku pasar dan investor," ujar Wimboh di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
Berbagai kebijakan telah diterapkan untuk meningkatkan peran pasar modal dalam menyediakan pembiayaan pembangunan dan kebutuhan pembiayaan bagi korporasi serta usaha kecil dan menengah.
"Kami mencatat pada tahun ini terdapat 24 Emiten sektor infrastuktur yang melakukan fund raising melalui Pasar Modal dengan total nilai emisi Rp 28,05 triliun, penerbitan KIK-EBA terkait infrastruktur dengan nilai sekuritisasi sebesar Rp7,44 triliun, EBA-SP dengan total nilai sekuritisasi Rp 3,57 triliun, serta KIK-DIRE dengan nilai sekuritisasi sebesar Rp 0,62 triliun," jelas Wimboh.
Kebijakan dalam meningkatkan likuiditas pasar juga telah dilakukan dengan mempercepat penyelesaian transaksi di Bursa Efek, dari T+3 menjadi T+2. Rata-rata volume harian meningkat 37,47 persen dari 9,2 miliar transaksi menjadi 12,8 miliar transaksi dan rata-rata nilai transaksi naik 26,96 persen dari Rp 8,1 triliun menjadi Rp 10,2 triliun.
"Selain itu, kami juga mempermudah start-up company memperoleh pendanaan dari Pasar Modal melalui Equity Crowdfunding, meneruskan kegiatan edukasi masyarakat serta meningkatkan integritas pasar melalui penegakan hukum yang konsisten kami terapkan di industri Pasar Modal. Berbagai upaya ini diharapkan akan menjadikan Pasar Modal Indonesia lebih kompetitif baik di pasar regional dan global," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Jokowi Tutup Perdagangan Saham 2018, IHSG Naik Tipis
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berbalik arah ke zona hijau pada penutupan perdagangan saham 2018.
Pada Jumat (28/12/2018), IHSG menguat tipis 3,85 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.194,49. Indeks saham LQ45 susut 0,53 persen ke posisi 982,73. Indeks saham acuan pun bervariasi.
Sebanyak 179 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 242 saham menguat dan 124 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 410.389 kali dengan volume perdagangan saham 24,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,4 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 351,19 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.560.
Baca Juga
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 1,52 persen, sektor saham manufaktur tergelincir 0,62 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,19 persen.
Sektor saham pertanian naik 2,36 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang naik 1,58 persen dan sektor saham industri dasar menanjak 0,78 persen.
Saham-saham yang membukukan top gainers antara lain saham INTD naik 34,83 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham VINS melonjak 34,04 persen ke posisi Rp 126 per saham, dan saham PEHA melonjak 24,89 persen ke posisi Rp 2.810 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham JKON melemah 24,79 persen ke posisi Rp 364 per saham, saham TIRA merosot 23,40 persen ke posisi Rp 216 per saham, dan saham OKAS tergelincir 17,33 persen ke posisi Rp 167 per saham.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, awal sesi IHSG sempat menguat didorong katalis positif dari bursa saham regional dan wall street. Selain itu, harga komoditas terutama harga minyak yang menguat juga mendukung penguatan IHSG.
"Selain itu sentimen perang dagang juga minim sentimen. Manajer investasi juga lakukan aksi window dressing,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, jelang penutupan pelaku pasar memanfaatkan aksi ambil untung. Hal itu membuat laju IHSG sempat tertekan.
Advertisement