Hasil RUPSLB PTBA Putuskan Ganti Komisaris

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bukit Asam Tbk memutuskan penggantian pengurus perseroan pada Jumat (28/12/2018).

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Des 2018, 18:09 WIB
RUPSLB PT Bukit Asam Tbk pada Jumat (28/12/2018) (Foto: Dok PT Bukit Asam Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan penggantian pengurus perseroan pada Jumat (28/12/2018).

Pada RUPSLB PTBA tersebut juga memaparkan kinerja keuangan hingga kuartal III 2018. Adapun lewat RUPSLB, Perseroan mengangkat Soenggoel Pardamean Sitorus sebagai Komisaris Independen menggantikan Johan O.Silalahi.

Selain itu juga mengangkat Taufik Madjid dan Jhoni Ginting sebagai Komisaris menggantikan Purnomo Sinar Hadi dan Muhammad Said Didu.

Sebelum RUPSLB PTBA, susunan komisaris antara lain Agus Suhartono sebagai Komisaris Utama, Purnomo Sinar Hadi, Muhammad Said Didu, Robert Heri, Johan Silalahi, dan Heru Setyobudi Suprayogo sebagai komisaris. Demikian kutip keterangan tertulis Jumat (28/12/2018).

Melalui RUPSLB, PTBA juga sampaikan kinerja operasional perseroan sepanjang Januari-September 2018. Sepanjang sembilan bulan pertama pada 2018, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 16,04 triliun atau naik 21 persen dibandingkan pendapatan usaha pada periode sama 2017.

Meningkatnya pendapatan usaha ini membuat laba bersih perseroan meningkat. Laba bersih PTBA sebesar Rp 3,93 triliun hingga kuartal III 2018 atau naik 50 persen dari periode sama tahun sebelumnya.

Peningkatan pendapatan usaha dan laba bersih tersebut ditopang peningkatan produksi dan penjualan batu bara.

Hingga September 2018, volume produksi batu bara naik 16 persen menjadi 19,68 juta ton.

Kenaikan volume produksi ini juga diikuti kenaikan volume penjualan hingga September sebesar 18,58 juta ton atau naik 8 persen dari periode sama pada 2017 dengan komposisi 53 persen untuk pasar domestik dan 47 persen untuk pasar ekspor.

Peningkatan volume penjualan ini didorong kenaikan penjualan batu bara ekspor sebesar lebih dari 2 juta ton. Hingga kuartal III 2018, angkutan batu bara dengan kereta api tercapai sebesar 16,97 juta ton atau naik 8 persen dari periode sama 2017.

Pada 2018, PT Bukit Asam Tbk menargetkan produksi batu bara sebesar 25,54 juta ton. Penjualan batu bara sebesar 25,88 juta ton dengan komposisi 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 12,15 juta ton untuk ekspor.

 


Pengembangan Usaha

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (28/12) di Jakarta.

Ke depan, perseroan melakukan pengembangan usaha batu bara melalui gasifikasi. Hal ini telah dimulai dengan penandatanganan head of agreement mengenai gasifikasi dengan Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemical. Batu bara akan diubah menjadi urea, DME dan polypropelene.

"Nantinya gasifikasi batu bara coal to UPD ini akan dilakukan di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Selain itu, perseroan juga telah menandatangani MoU dengan Pertamina dan Air Products pada awal November 2018 terkait rencana gasifikasi batu bara yang akan dilakukan di Peranap, Riau.

“Melalui gasifikasi ini, perseroan optimis pemanfaatan batu bara akan lebih luas dan jauh lebih terasa hasilnya oleh masyarakat. Tak hanya itu, gasifikasi batu bara ini diambil sebagai langkah untuk dapat memanfaatkan batu bara dengan kalori rendah,” ujar Suherman.

Tak hanya itu, perseroan juga mengembangkan jalur angkutan batu bara dengan kapasitas angkut 60 juta ton per tahun apda 2023. Hal tersebut bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Pengembangan angkutan batu bara dilakukan pada Tanjung Enim arah utara dan Tanjung Enim-arah selatan.

Pada jalur utara dibangun pengembangan jalur Tanjung Enim menujun Prajin dengan kapasitas angkut 10 juta ton per tahun. Hal itu direncanakan mulai beroperasi pada 2019.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya