OJK Prediksi IHSG Dapat Tembus 7.000 pada 2019

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku optimistis dengan kinerja pasar saham Indonesia pada 2019.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Des 2018, 19:36 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku optimistis dengan kinerja pasar saham Indonesia meski bersamaan dengan tahun politik pada 2019. Bahkan diperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa kembali melejit.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, optimisme ini karena sesuai prediksi kondisi ekonomi baik domestik dan global lebih stabil.

"IHSG bisa tumbuh tinggi lagi tahun depan. Hal ini karena akan lebih banyak emiten yang melantai di bursa sehingga bisa memberikan berbagai ruang dan pilihan kepada investor. Kalau angkanya (IHSG) bisa menyentuh 6.500-7.000," kata Wimboh di BEI, Jumat (28/12/2018).

Wimboh menambahkan, di akhir tahun ini, investor mulai kembali mempercayai Indonesia sebagai tempat berinvestasinya. Terbukti, aliran dana mulai banyak yang masuk di penghujung tahun.

Salah satunya dampaknya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terlihat lebih stabil jika dibandigkan beberapa minggu sebelumnya. Bahkan kini semakin menjauh dari angka 15.000 per dolar AS.

"Dengan ekonomi semakin membaik, bahkan kita memperkirakan kredit pada 2019 bisa tumbuh sampai 13 persen. Tahun ini perkiraan kita ada di 12 persen," pungkas Wimboh.

 


BEI Tak Turunkan Target IPO

Sejumlah karyawan meniup terompet saat penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Perdagangan IHSG 2018 ditutup menguat 0,06 persen atau 3,86 poin ke level 6.194,50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengaku tetap optimistis dengan kinerja pasar saham di 2019. Padahal 2019 menjadi tahun politik dengan diadakan pemilihan umum.

Dari pengalaman tahun-tahun politik yang pernah dilalui, diungkapkan Inarno, kinerja pasar tak berkolerasi dengan pesta politik yang berlangsung.

"Kalau dilihat dari historicalnya, tidak ada korelasi antara pemilu dengan kinerja indeks kita. Jadi kami optimis tidak akan mempengaruhi pasar. Kalau riak-riak kecil biasa, tapu kembali lagi nanti," ucap Inarno.

Meski optimistis, namun Inarno mengaku tak memasang target yang tiggi dalam hal jumlah perusahaan yang melalukan IPO. Jika tahun 2018 targetnya sebanyak 35 emiten baru, maka pada 2019, dirinya menargetkan angka yang sama. "Kita justru tidak turunkan target (IPO) itu sebagai bentuk optimisme kita meski ada pemilu," tegasnya. (Yas)

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya