Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak buruk sepanjang 2018. Meski koreksi, tapi IHSG berada di peringkat ke-2 di dunia. Hal itu berdasarkan data OJK.
"Iya, jadi IHSG itu kita hanya kalah dari India. Kita di Asean nomor 1," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di BEI, Jumat (28/12/2018).
Berdasarkan data OJK, dari indeks acuan pasar saham dunia 2018, IHSG melemah sebesar 2,6 persen. Angka pelemaham ini paling kecil di antara saham-saham gabungan di berbagai negara di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Di bawah Indonesia terdapat Malaysia yang saham gabungannya mengalami pelemahan sebesar 5,9 persen, dan setelah Malaysia diduki US S&P500 yang mengalami pelemahan 6,91 persen.
Sayangnya, semua itu kalah jika dibandingkan dengan kinerja saham gabungan India yang satu-satunya positif 5,32 persen. Semua data ini, berdasarkan laporan terakhir pada 27 Desember 2018.
Bila melihat data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diterbitkan pada Jumat 28 Desember 2018, IHSG terbaik kedua di Asia Pasifik. IHSG koreksi 2,54 persen sepanjang 2018 ke posisi 6.194.
Sedangkan indeks saham acuan terbaik di Asia Pasifik dipegang oleh indeks saham India yang tumbuh 6,17 persen ke posisi 36.159. Posisi kedua dipegang oleh IHSG dengan koreksi 2,54 persen ke posisi 6.194. Urutan ketiga dipegang oleh bursa saham Vietnam. Indeks saham acuan Vietnam koreksi 9,32 persen ke posisi 892,54.
Sementara itu, jika dilihat dari peringkat dunia, kinerja IHSG berada di urutan 8. Posisi pertama untuk bursa saham terbaik di dunia yaitu bursa saham Qatar. Indeks saham Qatar tumbuh 20,70 persen. Kemudian disusul indeks saham Brazil dengan menguat 11,86 persen. Indeks saham acuan Brazil berada di urutan kedua. Sedangkan urutan ketiga dipegang bursa saham Rusia. Indeks saham Rusia tumbuh 11,56 persen.
Kinerja IHSG akan Membaik pada 2019
Wimboh mengaku, kinerja IHSG akan terus membaik pada 2019. OJK optimistis dengan kinerja pasar saham Indonesia meski bersamaan dengan tahun politik.
Bahkan diperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa kembali melejit. Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menjelaskan, optimisme ini didukung kondisi ekonomi baik domestik dan global akan lebih stabil.
"IHSG bisa tumbuh tinggi lagi tahun depan. Hal ini karena akan lebih banyak emiten yang melantai di bursa sehingga bisa memberikan berbagai ruang dan pilihan kepada investor. Kalau angkanya (IHSG) bisa menyentuh 6.500-7.000," kata Wimboh.
Wimboh menambahkan, di akhir tahun ini, investor mulai kembali mempercaya Indonesia sebagai tempat berinvestasinya. Terbukti, aliran dana mulai banyak yang masuk di penghujung tahun. Salah satunya dampaknya, nilai tukar rupiah terlihat lebih stabil jika dibandigkan beberapa minggu sebelumnya. Bahkan kini semakin menjauh dari angka 15.000 per dolar AS.
"Dengan ekonomi semakin membaik, bahkan kita memperkirakan kredir pada 2019 bisa tumbuh sampai 13 persen. Tahun ini perkiraan kita ada di 12 persen," pungkas Wimboh.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement