3 Turis Vietnam Tewas Usai Terkena Bom di Dekat Kawasan Piramida Mesir

Peristiwa mengenaskan itu terjadi di wilayah Giza dekat Kairo yang dikenal dengan wisata Piramida.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Des 2018, 12:12 WIB
Seorang pria menunggang unta dengan latar belakang piramida Khafre yang berada di dataran tinggi Giza di pinggiran barat daya ibukota Kairo, Mesir (6/12). (AFP Photo/Mohamed El-Shahed)

Liputan6.com, Giza - Tiga turis asal Vietnam dan seorang pemandu wisata di Mesir tewas pada Jumat (28/12) malam setelah sebuah bom yang terletak di pinggir jalan meledak dan mengenai bus wisata.

Dikutip dari laman CNN, Sabtu (29/12/2018) peristiwa mengenaskan itu terjadi di wilayah Giza dekat Kairo yang dikenal dengan wisata Piramida, Mesir.

Tak hanya korban jiwa, insiden ini juga membuat sedikitnya 11 orang terluka, demikian menurut otoritas setempat.

Insiden itu terjadi di Jalan El-Maryoutiya di distrik Haram Giza, di mana sebuah alat peledak improvisasi yang disembunyikan di dekat dinding meledak secara tiba-tiba.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Hafez menyebut serangan itu sebagai tindakan terorisme.

"Pemboman bus wisata di El-Maryoutiya merupakan tindakan teroris yang keji dan pengecut yang menargetkan orang tak bersalah," tulis Hafez dalam akun Twitter-nya.

"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kepada keluarga korban di Vietnam dan juga Mesir. Kami akan terus bergerak menuju sebuah tekad untuk membasmi aksi terorisme," tambahnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Aksi Teror di Mesir

Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Selama bertahun-tahun Mesir memerangi militan di Semenanjung Sinai dalam pemberontakan yang kadang-kadang meluas ke daratan, menghantam warga minoritas atau wisatawan.

Namun, ini serangan pertama yang menarget turis asing dalam hampir dua tahun, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Serangan terjadi setelah industri pariwisata Mesir menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan akibat kekacauan politik dan kekerasan yang terjadi setelah pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak.

Serangan itu kemungkinan akan mendorong pihak berwenang lebih memperketat keamanan di sekitar gereja dan fasilitas terkait menjelang perayaan Malam Tahun Baru dan Natal.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya