Liputan6.com, Jakarta - Pada 20 Januari 2019 bakal terjadi sebuah gerhana bulan total yang disebut sebagai super blood wolf moon atau gerhana bulan darah serigala.
Terlepas dari namanya, peristiwa gerhana bulan total sebenarnya bukanlah hal terlampau langka. Pasalnya pada Juli 2018, pernah terjadi gerhana bulan total juga.
Namun, gerhana bulan total diprediksi baru akan terjadi lagi dua tahun setelah gerhana bulan darah serigala.
Baca Juga
Advertisement
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Business Insider Singapore, Minggu (30/12/2018), NASA memprediksi gerhana bulan total baru akan terjadi lagi pada 26 Mei 2021. Meski begitu, ada sejumlah gerhana bulan sebagian yang akan terjadi, hingga Mei 2021.
Bahkan, sebelumnya CNN menyebut bahwa gerhana bulan darah serigala bukan satu-satunya gerhana yang akan terjadi di tahun 2019.
Nyatanya, tahun 2019 akan ada lima kali gerhana. Gerhana pertama adalah gerhana matahari sebagian yang terjadi pada 6 Januari 2019.
Kedua, ada gerhana bulan darah serigala yang terjadi 20 Januari 2019 dan terlihat di wilayah-wilayah Amerika dan sebagian Eropa.
Selanjutnya ada gerhana matahari total yang diprediksi terjadi pada 2 Juli 2019. Peristiwa ini bisa diamati oleh mereka yang ada di bagian selatan Chili dan Argentina.
Kemudian, ada pula gerhana bulan sebagian yang akan terjadi pada 16 Juli 2018. Peristiwa ini bisa diamati oleh penduduk di Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia.
Lalu, akhir tahun, tepatnya pada 26 Desember 2019 diprediksi terjadi gerhana bulan cincin yang bisa diamati dari wilayah Arab dan sebagian Asia Selatan.
Apa Itu Gerhana Bulan Darah Serigala?
Gerhana bulan darah serigala tergolong dalam gerhana bulan total.
Disebut demikian karena gerhana bulan total ini terjadi saat bulan penuh (bulan purnama). Nah, di Amerika Serikat, bulan purnama yang terjadi pada bulan Januari disebuat dengan wolf moon (bulan serigala).
Di negara ini bulan purnama di setiap bulan punya nama-nama berbeda. Khusus bulan purnama yang terjadi bulan Januari dinamakan wolf moon.
Saat itu pula, bulan memang lebih dekat dengan Bumi dibandingkan posisi normal. Peristiwa ini dinamakan sebagai super moon.
Karena posisi matahari, Bumi, dan bulan dalam satu garis sejajar, cahaya matahari melewati atmosfer Bumi dan membuat bulan seolah berwarna merah (blood moon).
Makanya, jika digabungkan namanya menjadi super blood wolf moon atau gerhana bulan darah serigala.
Sebenarnya, gerhana bulan total bukanlah peristiwa yang begitu langka. Pasalnya pada Juli 2018, gerhana bulan total juga pernah terjadi, namun super blood wolf moon jadi peristiwa menarik karena menggabungkan peristiwa-peristiwa di atas.
Advertisement
Tak Bisa Disaksikan dari Indonesia
Sayangnya, gerhana bulan darah serigala hanya bisa disaksikan oleh mereka yang tinggal di Amerika Utara dan Selatan serta mereka yang tinggal di bagian barat Eropa dan Eropa.
Menurut perhitungan, peristiwa ini akan terjadi pada pukul 00.12 malam waktu AS atau pukul 12.12 WIB.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: