Liputan6.com, Jakarta Liverpool dan Juventus bisa mengukir catatan ciamik saat 2018 segera berakhir dan berganti 2019. Fenomena kedua klub menjadi catatan sepak bola yang menarik sepanjang 2018 ini.
Ada pula kisah Real Madrid yang sukses menorehkan sejarah menjadi klub satu-satunya yang meraih gelar juara Liga Champions selama tiga musim beruntun. Real Madrid menorehkan itu usai kalahkan Liverpool 3-1 di laga final yang berlangsung di Wales.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan di kompetisi reguler, Liverpool dan Juventus mencatatkan fenomena ciamik. Hingga menjelang tutup tahun pada Senin (31/12/2018) nanti, keduanya belum terkalahkan.
Liverpool menorehkan catatan sempurna dengan 16 kali menang 3 kali imbang. Liverpool juga sudah mencetak 43 gol dan hanya kebobolan 7 gol.
Sedangkan Juventus menorehkan 16 menang 2 kali imbang dari 18 pekan yang sudah dilalui di Liga Italia. Juventus hanya mencetak 36 gol dan kebobolan 10 gol.
Dua klub ini merupakan klub tradisional dengan fans fanatik di seluruh dunia. Kecuali Juventus yang sudah tujuh kali beruntun jadi juara serie A, keberadaan Liverpool yang jadi pemuncak klasemen menjelang pergantian tahun sungguh menjadi kabar gembira.
Bagaimana tidak. Liverpool sudah paceklik gelar sejak 1990 dan penantian yang lama itu bisa saja terbayarkan pada akhir musim ini.
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp meminta pasukannya tidak jemawa dan lupa diri. Menurut dia keunggulan 6 poin dari posisi dua belum menentukan apa-apa.
"Kami harus memperbaiki diri dalam segala hal. Masih banyak hal yang akan ditunjukkan pemain," ujar Klopp.
Manajer asal Jerman ini juga membantah Liverpool dalam tekanan. Dia meyakini bukan dia yang tertekan saat ini, tapi Guardiola.
"Tak ada tekanan. Saya memang tak pernah merasa jadi pimpinan. Semua ini bisa beda kalau liga menyisakan 5 pertandingan lagi," ujar Klopp.
Penentuan
Laga Liga Inggris dan Italia akhir pekan ini bakal jadi penentu apakah Liverpool dan Juventus bisa menyapu bersih liga tanpa kekalahan selama setengah musim. Liverpool akan menguji ketangguhan mereka melawan Arsenal dini hari nanti.
Sedangkan Juventus akan menghadapi Sampdoria untuk merampungkan setengah musim tanpa kekalahan. Bagi Liverpool, target tanpa kekalahan semusim bukan target utama.
Liverpool lebih membidik untuk tampil konsisten dan memberikan yang terbaik hingga akhir musim nanti. Klopp mengatakan timnya bukanlah pemburu posisi puncak klasemen atau jadi target buruan tim lain. Mereka hanya ingin jadi tim terbaik.
"Kami hanya klub sepak bola yang ingin memberikan musim terbaik di hidup kami. Kami ingin lolos ke Liga Champions dan kami membangun itu," ujarnya.
Sementara itu, Juventus menunjukkan tren penurunan meski belum terkalahkan hingga pekan ke-18. Itu mulai terlihat saat mereka kalah 1-2 dari Young Boys di Liga Champions yang juga menjadi penanda kekalahan pertama mereka musim ini di seluruh kompetisi.
Setelah itu, Juventus hanya mampu menang tipis lawan Torino dan As Roma sebelum diimbangi Atalanta akhir pekan lalu.
Pada saat ini, kecuali laga besok karena saya tak tahu bagaimana akhirnya, tim ini telah mengoleksi 16 kemenangan dan dua hasil imbang - itu bukan apa-apa. Dan kami finis di posisi pertama pada grup Liga Champions," ujar Allegri dikutip dari Football Italia.
"Jadi bila saya mendengar tentang Juventus sedang dalam masa krisis, mungkin panettone-nya (roti khas Italia yang sering dihidangkan pada Natal) kurang. Kecuali jika anda bercanda, saya bisa menerimanya," katanya.
Advertisement
Tim Terbaik
Pada akhirnya torehan di 2018 masih harus dibuktikan pada akhir musim nanti atau sekitar Mei 2019. Siapa yang bakal jadi juara di liga masing-masing menjadi hal paling penting dibandingkan semuanya.
Juventus, Real Madrid dan Liverpool masih sama-sama berpeluang untuk menjadi juara di liga masing-masing. Mereka juga berpeluang menjadi juara Liga Champions yang tentunya akan menyempurnakan musim mereka.
2018 akan menjadi kenangan yang indah kalau diakhiri dengan rekor tak terkalahkan. Mampukah Liverpool dan Juventus melakukannya?