Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi ojek online Bonceng yang baru sebulan mengaspal megaku diserang sejumlah hacker. Akibatnya, bisnis yang digawangi para anak muda ini sempat mengalami gangguan.
Fouder dan CEO Bonceng Faiz Noufal memaparkan sejak 10 November 2018 lalu, server Bonceng mengalami gangguan yang biasa disebut serangan DdoS (Distributed denial of service).
Pihaknya mencatat, serangan itu berasal dari enam lokasi berbeda. Para hacker tersebut terus menerus bekerja dan menjadikan Bonceng sebagai host target.
Baca Juga
Advertisement
"Server Bonceng sempat mengalami traffic flooding dan request flooding serta ping flood yang mengakibatkan akses oleh pengguna ke server jadi terhambat. Akibatnya aplikasi berjalan sangat lambat. Serangan ini kami terima hampir setiap hari sehingga pengguna harus melakukan update aplikasi berulang kali," ungkap Faiz, dalam keterangannya, Sabtu (29/12/2018).
Beruntung, Bonceng memiliki tim IT yang canggih sehingga segala bentuk serangan hacker dapat diatasi dengan mudah.
"Alhamdulillah, bisa di-handle segera. Sekarang kami lebih siap. Kami juga sudah menjalin kerja sama dengan tim IT client Blackberry dari Kanada terkait security untuk menangkal segala serangan hacker," tandas Faiz.
Dampak Serangan
Akibat serangan tersebut, lanjut Faiz, pihaknya sempat mengalami kerugian baik materil maupun immateril. User menjadi terhambat dalam melakukan registrasi dan para driver pun terkendala dalam melakukan pelayanan.
"Yang paling membuat kami rugi adalah kekecewaan publik saat melihat aplikasi kami tidak berjalan normal. Namun demikian, dari seluruh komentar dan feedback yang kami terima, dukungan dan penerimaan masyarakat luar biasa bagus, sungguh di luar dugaan kami. Mereka menantikan Bonceng kembali normal,” tuturnya.
Kejadian ini membuat Bonceng langsung berbenah dan memproteksi diri dari serangan serupa. Pihaknya enggan mengungkap siapa pelaku di balik serangan hacker tersebut.
"Kami tidak mau menuduh, yang pasti pelakunya adalah pihak yang tidak senang dengan kehadiran Bonceng," tandasnya.
Pihaknya berharap kepada pemerintah agar dapat terlibat dalam menyoroti dan mengawasi persaingan usaha di bidang startup.
Sebab, kata Faiz, persaingan usaha di bidang aplikasi cenderung tidak sehat. Seringkali serangan atau pun kejahatan secara technical dialami pihak-pihak yang baru membangun usaha.
Advertisement
Akan Tetap Survive
Kendati kerap mendapat serangan secara teknik, aplikasi karya anak bangsa ini bertekad akan tetap survive bersaing secara sehat dengan cara membuat beragam terobosan. Saat ini, aplikasi Bonceng sudah tersedia di Apple Store sehingga para pengguna iPhone sudah dapat menggunakan aplikasi Bonceng.
“Saat ini kita sudah live di App Store,” tegas Faiz.
Pihaknya memaparkan, saat ini driver Bonceng sudah terdaftar lebih dari 20 ribu driver di kawasan Jabodetabek yang menunggu untuk di aktivasi. Para driver pun akan segera dibagikan atribut Bonceng untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan regulasi pemerintah yang berlaku.
(Isk/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini