Terbukti Jadi Perekrut ISIS, Kewarganegaraan WN Australia Ini Dicabut

Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton mengatakan, kewarganegaraan Neil Prakash, pria kelahiran Melbourne telah dicabut. Ia adalah perekrut ISIS.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi Australia (AP)

Liputan6.com, Canberra - Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton mengatakan bahwa pemerintah telah mencabut kewarganegaraan seorang laki-laki yang diyakini menjadi perekrut teratas untuk ISIS.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (30/12/2018), Dutton mengatakan bahwa kewarganegaraan Neil Prakash, pria kelahiran Melbourne telah dicabut.

Prakash berada di Turki menunggu sidang pengadilan untuk kegiatan terkait terorisme sejak ditangkap di sana pada Oktober 2016 setelah meninggalkan wilayah yang dikuasai ISIS.

Ia dicari di Australia atas kegiatan terkait terorisme termasuk dugaan berkomplot untuk memenggal seorang perwira polisi Melbourne pada Hari Anzac.

Prakash, yang ibunya orang Kamboja dan ayahnya orang India Fiji, memiliki kewarganegaraan Australia dan Fiji dari ayahnya.

Berdasar undang-undang kewarganegaraan Australia, warga negara ganda bisa kehilangan kewarganegaraan Australia jika mereka bertindak bertentangan dengan kesetiaan mereka kepada Australia dengan memilih untuk terlibat terorisme.

Prakash adalah orang ke-12 yang kewarganegaraannya dicabut.

Dalam pernyataannya, Kementerian Dalam Negeri Australia mengatakan ISIS dinyatakan sebagai organisasi teroris pada Mei 2016.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


ISIS Klaim Serangan Bom Mobil Mematikan di Irak Utara

Sebuah drone mengibarkan bendera nasional Irak saat perayaan keberhasilan menyingkirkan militan ISIS dari Kota Tua Mosul, Minggu (9/7). Irak memulai pertempuran merebut Mosul pada Oktober lalu dengan dukungan dari koalisi pimpinan AS. (FADEL SENNA/AFP)

Sementara itu dalam kasus terpisah, laporan menyerbut setidaknya ada tiga tewas dan 12 lainnya terluka dalam serangan bom mobil di kota Tal Afar, Irak utara yang terjadi belum lama ini.

Serangan terhadap bekas kubu ISIS itu diklaim kelompok teroris tersebut dalam laporan kantor beritanya, Amaq.Kota itu, sekitar 70 kilometer sebelah barat Mosul, pada tahun 2014 direbut pasukan ISIS.

Itu adalah serangan pertama di kota itu sejak direbut kembali oleh pasukan Irak tahun lalu.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya