PSSI Bahas Kasus Pengaturan Skor di Kongres Tahunan

Kongres tahunan PSSI berlangsung di Bali pada 20 Januari 2019.

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 30 Des 2018, 09:50 WIB
Sekjen PSSI, Ratu Tisha, dipersiksa selama 4 jam oleh Satgas Antimafia Bola dan hanya menjawab 23 dari 40 pertanyaan yang disediakan. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Jakarta - Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, menyebut kongres tahunan sebagai momen ideal untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Salah satu hal yang dibahas pada kesempatan itu adalah pengaturan skor.

Tahun 2018 menjadi masa-masa kelam PSSI. Mulai dari kegagalan di Asian Games, kepergian Luis Milla, babak belur di Piala AFF, hingga skandal pengaturan skor yang mencuat. Berbagai hal tersebut akan dibahas PSSI dalam kongres tahunan yang digelar pada 20 Januari 2019 di Bali.

PSSI berencana mengundang FIFA untuk hadir dalam kongres tersebut. Induk sepak bola Indonesia itu juga ingin belajar pada FIFA terkait memberantas pengaturan skor.

"(Pembahasan) pada Kongres yang pertama adalah seputar program kerja PSSI di 2019. Dengan adanya isu (pengaturan skor) ini kami perlu berbenah. PSSI meminta untuk pembentukan Komite Ad Hoc bisa dilakukan pada awal Januari 2019 bersama dengan FIFA," kata Ratu Tisha kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/12/2018).

"Agar itu bisa menjadi bagian dari program kerja PSSI ke depan. Untuk membantu komitmen kami menjadikan sepak bola ini bersih, PSSI meminta dan mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta membantu," jelas Ratu Tisha.

Sebanyak empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka skandal pengaturan skor yang terjadi di Liga 3. Mereka adalah Priyanto (mantan anggota Komisi Wasit PSSI), Anik Yuni Artika Sari (wasit futsal), Johar Lin Eng (Anggota Exco PSSI), dan Dwi Irianto alias Mbah Putih (mantan Ketua Asprov PSSI DIY).

 

Sumber: Bola.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya