Liputan6.com, Cilacap - Kabupaten Cilacap beranjak menjadi kota Industri. Beragam industri hulu hingga hilir ada di wilayah pesisir selatan paling barat provinsi Jawa Tengah ini.
Sebut saja, kilang minyak, pabrik semen hingga PLTU. Industri lain di sektor hilir hingga UMKM pun pun berkembang pesat.
Jangan lupa, di Cilacap juga ada Pulau Nusakambangan. Di pulau berdiri penjara-penjara yang super ketat. Bromocorah, gembong narkoba hingga napi terorisme dibui di tempat ini.
Baca Juga
Advertisement
Mei 2018, Indonesia berduka. Tahanan dan napi terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok menyerang dan menyandera sejumlah polisi. Beberapa di antaranya selamat, namun sejumlah polisi lainnya gugur.
Usai negosiasi alot, napi dan tahanan teroris ini pun secara bertahap dikirim ke penjara Nusakambangan, Cilacap. Bisa dibayangkan betapa tegangnya memindah napi dan tahanan kasus terorisme yang berbahaya dan nekat.
Masyarakat Cilacap lantas dibuat heboh oleh kisah perjuangan seorang ibu melahirkan bayi berkuran jumbo. Bayi ini lahir dengan bobot 5,7 kilogram. Sementara, normalnya bayi-bai Indonesia kisaran 2,75-3,5 kilogram atau dua kilo lebih besar dibanding bayi biasanya.
Hebatnya, si ibu melahirkan bayinya dengan normal, nyaris tanpa kesulitan. Ada dugaan, kegemarannya mengonsumsi bakso semasa hamil menyebabkan sang buah hati terlahir dengan ukuran tak seperti biasanya.
Sengketa agraria di Cilacap selalu menjadi masalah klasik yang tak berujung. Kemudian, ada pula peristiwa unik, bola api terbang yang disangka alien. Dan baru-baru ini, Cilacap bikin heboh Indonesia lantaran pemasangan baliho “I Love Jesus, Jesus is Moslem” yang menjadi perhatian nasional.
Berikut berita-berita heboh Cilacap sepanjang 2018:
1. Baliho Jesus is Moslem Picu Kontroversi di Cilacap
Masyarakat Cilacap, Jawa Tengah, dikejutkan dengan munculnya baliho bertuliskan “I Love Jesus, Jesus is Moslem” yang tersebar di beberapa titik kota Cilacap. Baliho ini dinilai bisa memprovokasi sikap intoleran.
Persis di bawah “I Love Jesus, Jesus is Moslem” juga tertulis "Saya Muslim, Tidak Merayakan Natal/Tahun Baru Masehi, Tidak mengikuti ibadahnya penyembah selain Allah dan mencintai Isa sebagai Hamba dan Rosul-nya”.
Pemasangan ini pun masih dalam suasana Hari Natal. Kontroversi pun meruap akibat pemasangan baliho yang dinilai provokatif ini.
Ketua Lembaga Kajian Islam Rahmatan Lil Alamin, Taufik Hidatayalullah kepada Liputan6.com mengatakan, pemasangan baliho tersebut adalah bentuk provokasi dan mengarah pada upaya memecah belah dan merusak hubungan antar-umat beragama, terutama umat Islam, Kristen, dan Katolik.
Pesan dalam baliho tersebut berpotensi menumbuhkan intoleransi dan bertentangan dengan upaya membangun negara Pancasila yang berpenduduk beragam.
"Itu kan di dalam konteks kerukunan, itu kan kebenaran yang internal sifatnya. Tidak perlu kemudian ditonjol-tonjolkan kepada umum. Karena, bagi orang Kristen, itu menyakitkan," ungkap Taufik, Kamis (27/12/2018).
Advertisement
2. Perjuangan Ibu di Cilacap Lahirkan Bayi Jumbo 5,7 Kilogram
Anis Murwati (29) masih tergolek di balik selimut warna oranye, Minggu sore, 16 September 2018. Sekitar tiga jam sebelumnya, ia baru melahirkan bayi jumbo berbobot 5,7 kilogram.
Bobot bayi yang luar biasa untuk ukuran Indonesia, bahkan dunia. Bayi dengan bobot lebih dari empat kilogram, disebut sebagai giant baby atau bayi raksasa.
Panjang bayi perempuan ini sebenarnya normal saja. Namun, bobotnya saat lahir memang lebih pantas disandang oleh bayi berusia dua bulan atau lebih. Bayi perempuan cantik ini lahir di atas ambang normal bayi-bayi di Indonesia.
Pipinya montok. Tangisnya juga keras dengan suara berat. Rambutnya hitam tebal, kontras dengan kulitnya yang putih kemerahan, pertanda si jabang bayi sehat.
Bayi jumbo ini lahir di Rumah Sakit Umum Duta Mulya, Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sekitar pukul 12.20 WIB. Yang luar biasa, bayi sebesar ini dilahirkan dengan persalinan normal.
Padahal, untuk ukuran perempuan Indonesia, Anis bertubuh sedang, tak berkategori tinggi, pun tak termasuk mungil. Tingginya sekitar 155 sentimeter.
3. Bola Api Misterius Hebohkan Warga Cilacap, Alien?
Dua hari terakhir ini, warganet Cilacap dan sekitarnya dibikin heboh penampakan bola api misterius yang terekam kamera. Apalagi, penampakan bola api ini terjadi pada malam takbiran Idul Adha, Selasa, 21 Agustus 2018.
Salah satu video penampakan bola api terbang ini diunggah di Facebook oleh akun Wahyu Cruw. Dalam unggahan videonya, Wahyu Cruw menyertakan keterangan yang memantik rasa penasaran.
"Kejadian smalem... Api jtuh dri langit tiba2 hilang..... Daerah mulyasari bojong," tulisnya. Mulyasari Bojong adalah sebuah desa di Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam video berdurasi kurang lebih 30 detik tersebut, beberapa warga tampak merekam bola api misterius yang berkobar. Para perekam pun tampak kebingungan dengan apa yang terjadi. Mereka tak tahu pasti benda apa yang disebut meluncur dari langit itu.
Salah satu perekam bahkan berteriak "Kebakaran". Sementara warga lainnya beristigfar. Tampak sekali para perekam kebingungan dengan fenomena yang terjadi di depan mata mereka.
Advertisement
4. Insiden Sandal Jepit Polisi di Kepala Petani Cilacap
Sebanyak empat petani anggota Organisasi Tani Lokal di Cilacap, Jawa Tengah diperiksa oleh kepolisian sektor Kawunganten. Mereka dilaporkan oleh Perhutani karena dianggap menipu warga dalam penyelesaian sengketa agraria berupa pengajuan Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) dengan mengutip iuran atau uang dalam jumlah tertentu.
Keempat petani tersebut yakni Triono, Kusmedi, Siswanto dan Ngimron. Direktur Serikat Tani Mandiri (Setam) Cilacap, Petrus Sugeng mengatakan awalnya, dua pengurus OTL Desa Sidadadi, Ngimron dan Siswanto dijemput polisi usai menghadiri Sarasehan Hari Tani Nasional, Sabtu malam, 13 Oktober 2018.
Oleh polisi, Siswanto dimintai keterangan soal asal usul kayu untuk gubuk yang didirikan di area sengketa. Keduanya juga dimintai keterangan soal iuran sejumlah uang dari petani untuk kegiatan dan pengajuan IPHPS sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa agraria.
Lantaran mengaku tidak tahu, polisi meminta Siswanto untuk menelepon Kusmedi Miran agar datang ke Mapolsek Kawunganten. Kusmedi dan Triono tiba pada pukul 23.00 WIB.
"Yang dianggap tahu itu Pak Kusmedi," kata Sugeng, Selasa malam, 16 Oktober 2018.
Kepada polisi, Kusmedi menjelaskan bahwa kayu untuk tiang gubuk diambil dari kayu-kayu yang berserakan di sekitar lahan garapan Kusmedi. Kemudian soal uang iuran, saat itu Kusmedi mengaku tidak membawa catatan sehingga harus mengingat-ingat.
5. Detik-Detik Menegangkan Rombongan Napi Teroris Tiba di Nusakambangan
5. Detik-Detik Menegangkan Kala Rombongan Napi Teroris Tiba di Nusakambangan
Ada yang berbeda di Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah, pada Kamis, 10 Mei 2018, siang. Polisi tampak berjaga di rute yang akan dilintasi kendaraan yang membawa napi teroris dari Mako Brimob ke Pulau Nusakambangan.
Jumlah petugas semakin banyak mendekati kawasan industri dan pelabuhan bongkar muat sejumlah perusahaan multinasional, mendekati area pelabuhan khusus penyeberangan ke Pulau Nusakambangan, Dermaga Wijayapura.
Mulai Kamis siang, halaman dan area parkir Dermaga Wijayapura tampak sibuk. Polisi dan anggota TNI, baik berseragam maupun berpakaian sipil, tiba untuk mengamankan pemindahan napi teroris dari Mako Brimob ke Lapas Nusakambangan.
Polisi memasang barikade darurat. Beberapa kendaraan yang hendak masuk ke area pelabuhan khusus yang dikelola Direktorat Jenderal Pemasyarakat (Ditjen PAS) ini diperiksa.
Ketatnya penjagaan pemindahan napi teroris di dermaga penyeberangan ke Nusakambangan ini mengingatkan pada suasana menjelang pelaksanaan eksekusi mati. Polisi, TNI, dan Satuan Brimob bersenjata laras panjang bersiaga penuh.
Advertisement