Liputan6.com, Jakarta - Korban tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan mulai mengeluhkan gangguan kesehatan. Salah satu korban warga Desa Sukaraja, Inah (29) mengalami penyakit diare dan sakit kepala sejak empat hari lalu.
"Perut terasa sakit, terus pusing-pusing. Saya sakit sudah empat hari," kata dia menjelaskan kepada Tim Medis di Posko Kesehatan Sukaraja, Minggu (30/12/2018).
Advertisement
Inah menjelaskan, sebelum mengeluh diare dirinya merasakan sakit kepala. Terkadang ketika bangun dari tempat duduk, ia merasakan pusing.
"Setelah itu saya merasakan diare, saya juga jarang tidur sehingga badan saya lemas," kata dia, seperti dilansir Antara.
Pengungsi lainnya, Nurjaya, juga merasakan sakit gangguan kesehatan sejak dua hari dalam pengungsian. Ia mengalami sesak nafas dengan tiba-tiba.
"Pegel campur linu juga di bagian bahu kiri saya," keluhnya kepada Tim Medis.
Dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan, M Sepri Masdian mengatakan pihaknya belum menerima laporan korban bencana tsunami yang mengalami diare.
"Belum ada laporan ke saya, biasanya nanti malam kita evaluasi," kata dia.
Menyinggung penyakit lainnya, seperti cacar, malaria, dan DBD sampai saat ini, menurut Sepri, belum ada keluhan dari masyarakat maupun laporan dari tim medis yang berada di lapangan.
"Kalau penyakit serius sampai saat ini belum ada laporannya dan keluhan dari pengungsi," kata dia.
Tim Kesehatan Lapangan
Sepri menambahkan untuk pencegahan penyakit-penyakit ringan maupun berat pihaknya telah menyiapkan tim pelayanan kesehatan di lapangan untuk mengecek para pengungsi setiap hari.
Pihaknya juga telah menyiapkan obat-obatan untuk pengungsi. "Setiap hari tim pelayanan kesehatan selalu turun ke titik-titik pengungsian untuk memeriksakan kesehatannya warga," kata dia menerangkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement