Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) kembali merilis jumlah korban akibat tsunami Selat Sunda. Berdasarkan catatan BNPB, hingga Senin, (31/12/2018), tercatat 437 korban meninggal dunia dan 14.059 luka-luka.
"16 orang dilaporkan hilang, dan 33.721 orang mengungsi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta, Senin (31/12/2018).
Advertisement
Menurut Sutopo, kerugian material akibat tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018 menyebabkan 2.752 rumah rusak, 92 penginapan serta warung rusak, 510 perahu dan kapal rusak.
Selain itu, berdasarkan data, sebanyak 147 kendaraan roda dua dan empat rusak, satu dermaga hancur dan beberapa kerusakan fasilitas publik lainnya.
"Korban dan kerusakan material ini berasal dari lima Kabupaten, yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus," kata Sutopo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Korban Terbanyak di Pandeglang
Sutopo mengungkapkan, jumlah korban bencana paling banyak terjadi di Pandeglang, Banten. Total 296 orang dinyatakan meninggal dunia.
Sementara, ada satu lokasi yang awalnya terisolir yakni, Kecamatan Sumur kini sudah mulai dikakukan evakuasi korban.
"Untuk membantu proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban di Sumur maka dikerahkan 31 alat berat, berupa 9 unit eskavator, 1 unit greader, 4 unit loader, 3 unit tronton, dan 14 unit dump truck," kata dia.
Sedangkan untuk kebutuhan korban terdampak tsunami Selat Sunda di Sumur, Sutopo mengatakan masyarakat masih membutuhkan makanan, pakaian laik pakai, MCK, selimut, tikar, peralatan medis dan lainnya.
"Tiga helikopter dikerahkan untuk mengirim logistik dari udara," kata dia.
Advertisement