Beda Gaya Perayaan Malam Tahun Baru di Jakarta Ala Ahok dan Anies

Selain nikah massal, Pemprov DKI Jakarta pada malam pergantian tahun ini juga akan mengadakan doa bersama untuk korban musibah tsunami Selat Sunda.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 31 Des 2018, 17:25 WIB
Kembang api menghiasi malam pergantian tahun baru 2018 di kawasan Bundaran HI, Jakarta Senin (1/1/2018). Ribuan warga memadati kawasan tersebut untuk manyaksikan malam pergantian tahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta kembali menyelanggaran perayaan malam pergantian tahun baru 2019, yang berpusat di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam merayakan malam tahun baru bersama warga, setiap Gubernur DKI memiliki cara tersendiri. 

Pada era Gubernur Anies Baswedan salah satu hal unik yang digagas adalah pernikahan massal. Total ada 437 pasangan yang telah dinikahkan di Kawasan MH Thamrin pada malam pergantian tahun 2017 ke 2018.

Sama seperti tahun sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta kembali melaksanakan kegiatan nikah massal di lapangan parkir Thamrin 10, Senin (31/12/2018) malam, dengan menghadirkan pendakwah Aa Gym untuk memberikan nasihat pernikahan.

Jumlah peserta yang ikut sebanyak 557 pasangan, dengan rincian peserta nikah massal 221 pasangan dan peserta itsbat nikah yakni 336 pasang.

Selain nikah massal, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies tahun ini juga akan mengadakan doa bersama untuk korban musibah tsunami Selat Sunda. Kegiatan tersebut dilakukan di panggung utama Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.

Empat panggung hiburan juga telah disiapkan Pemprov DKI untuk perayaan malam pergantian tahun. Empat lokasi panggung hiburan itu antara lain di Bundaran Hotel Indonesia, pintu Masuk Monas Barat Daya, perempatan ujung Jalan Kebon Sirih dan perempatan ujung Jalan K.H. Wahid Hasyim.


Era Kepemimpinan Ahok

Beda Anies beda pula dengan era kepemimpinan Basuk Thahaja Purnama atau Ahok. Di bawah kepemimpinan Ahok, panggung hiburan untuk merayakan tahun baru di area Car Free Night (CFN) dikurangi.

Pada pergantian tahun 2014 menuju 2015 misalnya, jumlah panggung hiburan yang tersedia jauh lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, jumlah panggung hiburan ketika itu dikurangi karena berdekatan dengan musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ahok ketika itu meniadakan festival budaya dan pawai di sepanjang rute CFN.

Ahok bersama dengan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menyapa warga Ibu Kota dengan berjalan kaki dari Bundaran HI. Tak ada riuh kembang api yang menyala di sana. Namun, Ahok membagikan 6.000 lilin elektrik kepada warga untuk merenungkan insiden Air Asia dan longsor Banjarnegara.

Pada malam pergantian tahun 2015 ke 2016, [Ahok](/3853926 "") sebagai Gubernur enggan mengeluarkan duit sepeser pun untuk merayakan malam tahun baru. Padahal, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI sudah menyediakan anggarannya.

Ahok hanya menggelar Car Free Night (CFN). Saat itu warga Ibu Kota bebas berjalan-jalan di Thamrin hingga Medan Merdeka Barat. Kendati begitu, perayaan malam tahun baru tetap berlangsung meriah. Mantan gubernur DKI Jakarta itu bahkan memberi lampu hijau kepada pihak swasta untuk menyelenggarakannya di lima wilayah di Jakarta.

Kawasan Ancol, Jakarta Utara pun dipilih Ahok untuk mengadakan acara tersebut. Segala pendanaan juga dikeluarkan oleh pihak Ancol dan para sponsornya. Ahok bersama Wagub Djarot Saiful Hidayat pun merayakan tahun baru di kawasan Ancol. Menyaksikan pertunjukan kembang api diiringi pentas musik dari beberapa artis.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya