Liputan6.com, Turin - Eks Juventus, Lilian Thuram mengkritik penanganan kasus rasisme di Liga Italia. Thuram melontarkan kritik setelah bek Napoli, Kalidou Koulibaly mendapat hinaan rasis dari fans Inter Milan beberapa waktu lalu.
Seperti dilansir Football Italia, Thuram mengaku juga menerima hinaan rasis saat bermain. Menurutnya, dengan munculnya makian kepada Koulibaly, penanganan rasisme di Italia belum mengalami kemajuan.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah 12 tahun, sayangnya, situasi belum berubah. Anda tahu artinya itu? Itu berarti belum ada tindakan yang cukup dan rasisme bukanlah prioritas bagi Anda," kata Thuram mengkritik.
Koulibaly mendapat hinaan rasis saat Napoli takluk 0-1 dari Inter Milan di San Siro akhir pekan lalu. Usai pertandingan, bek asal Senegal itu mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait hinaan tersebut.
Bukan hanya dari pihak Napoli, kapten Inter Milan, Mauro Icardi juga menyuarakan dukungan kepada Koulibaly. Bintang Juventus, Cristiano Ronaldo juga buka suara atas insiden ini.
Thuram sendiri menilai, rasisme ternyata bukan urusan penting bagi para politisi atau direktur klub sepak bola. Pemain asal Prancis keturunan Guadeloupe ini menganggap, mereka lebih sibuk mengurusi hal lain.
"(Rasisme, red) bukan untuk kelas politik, atau direktur dari klub-klub, yang fokus kepada hal lain dan bukan kepada sikap yang tidak bisa diterima ini," ujar pengoleksi empat gelar juara bersama Juventus ini.
Tidak Bisa Dilupakan
Thuram menegaskan, rasisme bukan insiden sepele. Ia pun mengaku masih mengingat insiden rasisme yang menimpanya saat masih bermain.
"Ini adalah sesuatu yang mustahil dilupakan. Saya yakinkan kepada Anda. Saya tidak lupa, bahkan bagi mereka yang hanya melihat insiden itu di tv atau stadion," ujar Thuram.
Advertisement
Tutup Stadion
Lebih lanjut, Thuram pun mengaku bakal menutup seluruh stadion jika insiden rasisme terjadi. Menurutnya, pertandingan tanpa penonton akan membuat fans di Italia akan memikirkan rasisme.
"Jika fans Italia harus menghabiskan akhir pekan tanpa pertandingan, mereka akan merenung, untuk mengerti, betapa tidak adilnya menyerang pemain hanya karena warna kulit mereka," kata Thuram mengakhiri.