Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan, akan ada pembangunan 29 lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga atau program BBM Satu Harga pada 2019.
Jika target tersebut terealisasi, total penyalur yang beroperasi mencapai 160 unit. Kepala BPH Migas, Fanshurullah Assa mengatakan, saat ini sudah ada 131 lembaga penyalur resmi BBM satu harga yang beroperasi.
Sementara pemerintah telah menargetkan 160 penyalur beroperasi sampai 2019. Dengan begitu ada pembangunan 29 lembaga penyalur yang akan dibangun pada 2019.
Baca Juga
Advertisement
"Tahun depan akan dibangun 29 titik lembaga penyalur," kata Fanshurullah, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (31/12/2018).
Menurut Fanshurullah, satu unit lembaga penyalur telah beroperasi lebih awal pada akhir 2018 dari 29 unit yang ditargetkan beroperasi pada 2019,. Infrastruktur penyaluran BBM ini beroperasi di Kabupaten Maybrat Papua Barat.
"Sisanya 29 akan bisa kita operasikan dan diresmikan sebelum Juni 2019 bisa diselesaikan," tutur dia.
Fanshurullah menyebutkan, wilayah yang akan dibangun lembaga penyalur BBM satu harga adalah, 9 titik di Kalimantan, 6 titik di Nusa Tenggara Barat (NTB),9 titik di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan 5 titik di Maluku serta Maluku Utara.
"Total volume BBM satu harga yang disalurkan, diproyeksikn sampai akhir 2019 207 ribu kilo liter (kl)," ujar dia.
131 Titik yang Jangkau Program BBM Satu Harga
Sebelumnya, Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga telah menjangkau 131 titik. Program tersebut dijalankan oleh PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo.
Kepala BPH Migas, Fanshurullah Assa mengatakan, pembangunan lembaga penyalur resmi program BBM satu harga hingga 31 Desember 2018 sebanyak 131 titik lembaga penyalur, dari target sebanyak 130 titik lembaga penyalur yang tersebar di 131 Kecamatan, 90 Kabupaten, dan 26 Provinsi.
"Pelaksanaan program BBM satu harga terus menunjukkan kemajuan, dengan semakin bertambahnya titik penyalur yang sudah terbangun dan beroperasi," kata Fanshurullah, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin 31 Desember 2018.
Fanshurullah mengungkapkan, dari 131 titik lembaga penyalur, 122 penyalur dibangun Pertamina dan 9 penyalur dibangun AKR Corporindo. Dari realisasi 131 penyalur ini terdapat 1 titik penyalur PT Pertamina (Persero) yang merupakan percepatan dari target tahun 2019 yang telah beroperasi pada 2018.
131 Penyalur Program BBM satu harga tersebar di beberapa Pulau yaitu sebanyak 29 penyalur di Pulau Sumatera, 33 penyalur di Pulau Kalimantan, 14 penyalur di Pulau Sulawesi, 11 penyalur di Pulau Maluku dan Maluku Utara, 26 penyalur di Pulau Papua dan Papua Barat , 14 penyalur di Pulau NTB dan NTT, 1 penyalur di Pulau Bali, dan 3 penyalur di Pulau Jawa dan Madura.
Realisasi Program BBM Satu Harga pada 2018 ini diproyeksikan dapat menjangku sebanyak 421.955 Keluarga. Hal ini artinya BBM Satu Harga dapat dinikmati oleh kurang lebih 2 juta warga atau penduduk Indonesia di berbagai wilayah 3T.
Fanshurullah mengungkapkan, program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir 2016 ini ditujukan agar harga jual resmi BBM jenis Bahan Bakar Penugasan atau PremiumRON 88 sebesar Rp6.450 per liter dan jenis Bahan Bakar Tertentu (Solar) Rp5.150 per liter hingga ke daerah-daerah pelosok Indonesia pada konsumen pengguna sama.
"Kehadiran lembaga penyalur BBM Satu Harga sebagai upaya pemerintah wujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat di wilayah 3T," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement