Wall Street Catatkan Kinerja Terburuk dalam 1 Dekade

Wall Street sempat mencetak rekor tertinggi tetapi sekejap harus mengalami pembalikan arah yang tajam.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Jan 2019, 05:34 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street mengakhiri perdagangan di 2018 dengan penuh gejolak dan indeks utama mencatatkan kinerja tahunan terburuk mereka sejak krisis keuangan.

Mengutip CNBC, Selasa (1/1/2019), indeks acuan utama Wall Street yaitu S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) sebenarnya mampu mencetak kenaikan pada perdagangan Senin waktu setempat atau pada perdagangan terakhir di 2018.

Namun jika dihitung secara tahunan, S&P 500 dan DJIA masing-masing mengalami penurunan 6,2 persen dan 5,6 persen sepanjang 2018. Angka tersebut merupakan pelemahan atau kerugian terbesar sejak 2008.

Sedangkan untuk Nasdaq katus kehilangan 3,9 persen di 2018. Tahun terburuk dalam satu dekade terakhir ketiga indeks tersebutu turun 40 persen.

S&P 500 dan Dow Jones jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, sementara Nasdaq menghentikan kenaikan beruntun salam enam tahun.

Tahun 2018 merupakan tahun yang menuh volatilitas bagi pasar saham di Amerika Serikat (AS). Wall Street sempat mencetak rekor tertinggi tetapi sekejap harus mengalami pembalikan arah yang tajam.

Tahun ini juga menandai pertama kalinya S&P 500 mencatatkan penurunan setelah naik di tiga kuartal pertama.

Untuk kuartal tersebut, S&P 500 dan Nasdaq anjlok masing-masing 13,97 persen dan 17,5 persen, kinerja triwulanan terburuk mereka sejak kuartal keempat 2008.

Sedangkan Dow Jones mencatat periode terburuk sejak kuartal pertama 2009, turun hampir 12 persen.

Sebagian besar kerugian kuartal ini terjadi selama Desember yang kejam. Semua indeks turun setidaknya 8,7 persen untuk Desember.

Dow Jones dan S&P 500 juga mencatat kinerja Desember terburuk sejak 1931 dan kerugian bulanan terbesar sejak Februari 2009.

Investor melepas saham bulan ini di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi dan kekhawatiran Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mungkin membuat kesalahan kebijakan moneter.

Kekhawatiran atas negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS juga telah menekan Wall Street bulan ini.

Kepala Analis Oppenheimer Asset Management John Stoltzfus mengatakan, penurunan yang dicetak pada 2018 ini akan menjadi panggung untuk banyak kejutan pada 2019.

"Kami berharap akan ada reli besar di kuartal pertama 2019. tetapi masih banyak risiko yang akan membebani pasar saham di awal tahun depan," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Saham Terbaik

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham Merck naik lebih dari 1 persen dan mengakhiri tahun ini sebagai komponen Dow Jones berkinerja terbaik pada 2018.

Pfizer, yang berperforma terbaik kedua di Dow Jones pada tahun ini, juga naik 1,6 persen pada Senin.

Netflix melonjak 4,5 persen sementara Amazon naik 1 persen.

Presiden Donald Trump mengatakan akhir pekan ini bahwa dia memiliki rencana yang cukup baik dalam negosiasi dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas masalah perang dagang.

Presiden Trump juga mengklaim bahwa kemajuan besar sedang dibuat dalam pembicaraan perang dagang pada pergantian tahun ini. Pernyataan Trump memicu keuntungan di pasar di seluruh dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya