Liputan6.com, Jakarta Para personel Brimob dari Polda Banten diterjunkan untuk membantu korban tsunami di Pandeglang. Personel yang diterjunkan untuk membantu korban tsunami adalah mereka yang pandai memasak.
"Hehe bisa saja, saya merasa senang ketika masakan saya dicicipin orang banyak," kata sang koki Iptu Abudin, lewat siaran pers Polda Banten, Rabu (2/1/2019).
Advertisement
Dansat Brimob Kombes Pol Reeza Herasbudi mengklaim masakan anggotanya tak kalah enaknya dengan hidangan restoran. Dia pun merasa bangga karena anggotanya melakukan tugas mulia tersebut dengan ikhlas.
"Hari ini saya beserta tim melakukan pengecekan dapur lapangan didaerah Labuan Karo Bohong Pandeglang Banten. Terlihat anggota saya sebagai koki merasa senang akan tugasnya," kata Reeza.
Kegiatan ini adalah wujud kepedulian pemerintah pusat melalui program Kapolri dimana negara hadir ditengah tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan. Mereka, tim tergabung dalam ops aman Nusa II Kalimaya hadir ditengah masyarakat untuk memberikan bantuan makanan siap saji untuk korban tsunami.
"Makanan kami siapkan 2 kali sehari dan bisa dinikmati oleh warga sejumlah 600 orang. Dipersilkan kepada seluruh warga untuk menikmatinya," tutup Reeza.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kendala Pengiriman Logistik
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penyaluran logisti banyak ditemui sejumlah kendala. Salah satunya adalah jarak tempuh dan kondisi di lapangan.
"Pengungsi masih membutuhkan bantuan, meski logistik tercukupi. Terkendala distribusi, jalan, lumpur dan lainnya," ujar Sutopo.
Sementara pemerintah memperpanjang masa tanggap darurat untuk tsunami Selat Sunda. Perpanjangan ini berkisar antara 7 hingga 14 hari ke depan.
"Masa tanggap darurat telah ditetapkan. Pandeglang 14 hari, mulai 22 Desember sampai 4 Januari 2019, Lampung Selatan diperpanjang 7 hari atau sampai 5 Januari 2019. Wilayah Serang 14 hari atau pada 22 Desember sampai 4 Januari, Provinsi Banten 14 hari dari 27 Desember sampai 9 Januari 2019," kata Sutopo.
Sutopo berharap dengan perpanjangan ini para korban yang hilang usai dihantam tsunami, Sabtu malam, 22 Desember lalu dapat ditemukan.
"Hingga H+9 pada 31 Desember 2018 tercatat korban tsunami di Selat Sunda adalah 437 orang meninggal dunia, 428 sudah diidentifikasi dan sudah dimakamkan, sementara 9 jenazah belum teridentifikasi. 14.059 orang luka-luka, 16 orang hilang, dan 33.721 orang mengungsi," jelas Sutopo.
Advertisement