Sentimen Ini Bakal Bayangi Laju IHSG pada 2019

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan capai 7.000 pada akhir 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jan 2019, 11:15 WIB
Pekerja melintas di layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Indonesia dinilai masih menarik pada 2019. Hal itu akan didorong sejumlah sentimen internal dan eksternal. Dari internal, salah satunya pemilihan umum (pemilu).

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sekitar 2,5 persen ke posisi 6.194 pada 2018. Selain itu, investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 50,74 triliun sepanjang 2018.

Meski demikian, sejumlah analis perkirakan IHSG mampu menguat pada 2019. Bahkan IHSG ditargetkan dapat mencapai level 7.000 pada akhir 2019.

Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo menuturkan, pemilihan umum (Pemilu) 2019 akan menjadi sentimen bayangi gerak IHSG. Sebelum Pemilu 2019, IHSG diprediksi bergejolak. Sedangkan setelah pemilihan umum, Henry memperkirakan IHSG menguat karena ada euforia.

Dari eksternal, Henry menyebutkan faktor british exit (Brexit) yang diputuskan pada Maret 2019 juga akan pengaruhi pasar keuangan termasuk saham. "Ini brexit antara deal dan no deal. Kalau brexit no deal akan berdampak buruk. Ini juga pengaruhi GDP Inggris," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (2/1/2019).

Selain itu, the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga dua kali. Oleh karena itu, Henry menilai, Bank Indonesia (BI) tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga.

Sementara itu,Senior Advisor CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, kemungkinan masih adanya potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China seiring pimpinan AS dan China yang belum melunak juga akan berdampak terhadap sejumlah sektor saham di pasar modal Indonesia.

Ditambah kondisi ekonomi makro AS dan China juga menjadi perhatian pelaku pasar. Apalagi menurut Reza, China tidak hanya menjadi bagian dari negara besar dan berpengaruhi tetapi juga mitra dagang utama Indonesia. Dengan melihat kondisi itu, Reza perkirakan IHSG bergerak di kisaran 6.500-6.700 pada 2019.

 


Pemilu Jadi Perhatian Pasar

Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hal senada disebutkan dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia. Pemilihan umum 2019 di Indonesia akan menjadi fokus utama pelaku pasar. Pemilihan presiden dan dewan perwakilan rakyat (DPR) akan diadakan pada 17 April 2019 setelah masa kampanye dari 23 September-13 April.

Sedangkan hasil pemilihan umum resmi seharusnya dilakukan pada 22 Mei dan pelantikan presiden pada 20 Oktober 2019.

"Demokrasi yang aktif dan berfungsi dipandang sebagai sesuatu yang positif dan pasar telah menanggapi dengan baik hasil pemilu yang sudah diadakan di era pasca 1998 dengan rata-rata 56 persen pada tahun pemilu dari kinerja tahunan IHSG," tulis analis Ashmore.

Pada 2019, Ashmore perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat menjadi 5,1 persen. Ini ditopang konsumsi domestik dan langkah-langkah stabilitas eksternal.

Namun, pada semester II 2019, Ashmore memperkirakan ada kenaikan harga bahan bakar. Di sisi lain inflasi akan berada dalam target Bank Indonesia (BI) 2,5 persen-4,5 persen.

"Kondisi eksternal membaik dan disiplin fiskal akan kurangi tekanan terhadap rupiah sehingga memerlukan sikap kebijakan moneter yang kurang agresif," tulis Ashmore.

Dengan melihat kondisi itu, Ashmore proyeksikan pertumbuhan earning per share (eps) atau laba bersih per saham 10,6 persen dengan price earning (PE) 16 kali pada 2019.

Ashmore menyebutkan, pemilihan saham yang sudah capai level terendah diharapkjan dapat berbalik arah menguat. Selain itu, investor asing pun diharapkan dapat kembali ke pasar saham Indonesia. Ini ditunjukkan dari aliran dana yang masuk capai USD 800 juta pada November.

Henry memperkirakan, aliran dana investor asing kembali masuk ke Indonesia usai pemilihan umum.

 


Sektor Saham Pilihan

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk sektor saham pilihan pada 2019, Henry memilih sektor saham perbankan, otomotif, barang konsumsi dan properti.

Untuk pilihan sahamnya antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Di sektor otomotif, pilihan sahamnya yaitu PT Astra International Tbk (ASII), sedangkan barang konsumsi yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sedangkan pilihan saham di sektor properti yaitu PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya