Darmin: RI Sudah Punya Modal Buat Hadapi Gejolak Ekonomi Dunia

Ketahanan ekonomi domestik bakal menjadi modal utama bagi pelaku pasar modal untuk menghadapi 2019.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Jan 2019, 12:45 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta pelaku bisnis pasar modal untuk tetap optimistis menyambut 2019. Hal ini dia sampaikan saat mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meresmikan pembukaan perdagangan tahun 2019, di Main Hall, Bursa Efek Indonesia (BEI).

Darmin mengatakan, sepanjang 2018 kinerja perekonomian Indonesia telah menunjukkan ketahanan terhadap goncangan perekonomian global.

"Satu yang membanggakan kita, kita melalui, melewati 2018 dengan baik. Ekonomi kita jelas menunjukkan daya tahan terhadap gejolak yang terjadi di dunia Internasional. Itu kemudian paralel dengan apa yang dilalui oleh pasar modal kita," kata dia, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

Ketahanan ekonomi domestik ini lah yang bakal menjadi modal utama bagi pelaku pasar modal untuk menghadapi tahun yang 2019 ini.

"Saya kira itu modal yang cukup baik bagi kita untuk kita optimistis. Karena kalau optimistis sekedar yakin saja, itu tidak elok juga. Optimistis ya harus ada dasarnya. Dasarnya adalah kita melalui tahun 2018 dengan baik," jelasnya.

Meskipun demikian, Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menegaskan bahwa kerja sama dan upaya keras dari segenap pelaku usaha tetap dibutuhkan agar kinerja pasar modal Indonesia menjadi lebih moncer di tahun ini.

"Kita mengharapkan tahun ini kita mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi. Harapan ini hanya bisa dicapai dengan komitmen kerja keras dan dedikasi kita semua khususnya yang terlihat langsung dalam aktivitas di pasar modal. Selanjutnya kita perlu ambil langkah yang mendalam. Yang akan bisa memengaruhi kinerja pasar modal kita," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


IHSG Naik Terbatas pada Perdagangan Saham Perdana 2019

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Memulai perdagangan perdana pada 2019, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan terbatas.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (2/1/2019), IHSG naik 3,37 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.197. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 6,6 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.201. Indeks saham LQ45 menguat 0,36 persen ke posisi 986,30. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Sebanyak 99 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 73 saham melemah dan 142 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.205,89 dan terendah 6.197,87. 

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.867 kali dengan volume perdagangan 574,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 245,3 miliar. Investor asing jual saham Rp 3,92 miliar. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah di posisi 14.380.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham industri dasar turun 0,07 persen. Sedangkan sektor tambang menguat 0,09 persen dan sektor saham barang konsumsi menguat 0,08 persen.

Mengawali perdagangan 2019, sejumlah saham yang catatkan top gainers antara lain saham INTD mendaki 25 persen ke posisi Rp 300 per saham, saham PEHA melonjak 24,91 persen ke posisi Rp 3.510 per saham, dan saham CANI menanjak 10,61 persen ke posisi Rp 292 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BTEK merosot 17,33 persen ke posisi Rp 124 per saham, saham IPCM tergelincir 14,29 persen ke posisi Rp 420 per saham, dan saham IIKP susut 12,50 persen ke posisi Rp 120 per saham.

Bursa saham Asia pun sebagian melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,22 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,57 persen, indeks saham Shanghai 0,97 persen, indeks saham Singapura susut 0,73 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,81 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya