Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian pertandingan ONE Championship Super Series memberikan berbagai kejutan di tahun 2018. Ajang yang dimulai pada bulan April telah menjadi panggung bagi para petarung Muay Thai dan kickboxing terbaik dunia untuk saling unjuk gigi.
Hal ini menempatkan ONE Championship sebagai tujuan utama, dimana para juara dunia dan para bintang yang sedang menanjak menyajikan keseruan tak tertandingi.
Baca Juga
Advertisement
Pada 2019, rangkaian ajang ONE Championship juga siap membelalakkan mata. Rangkaiannya akan dimulai Januari ini. Event pertama akan digelar di Jakarta, 19 Januari mendatang.
Total, akan ada lebih dari 20 pagelaran ONE Championship sepanjang 2019. Termasuk satu gelaran di Jepang pada bulan Maret, yang merupakan event pertama ONE Championship di Negeri Sakura itu.
Berikut ini adalah enam dari beberapa petarung bintang ONE Championship yang mencuat sepanjang 2018:
Nong-O Gaiyanghadao
Nong-O Gaiyanghadao masuk ke dalam daftar petarung ONE Championship sebagai salah satu petarung Muay Thai paling berprestasi dengan membawa gelar Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai di empat divisi dan gelar juara lainnya.
Penampilannya perdananya di “The Home of Martial Arts” tidak mengecewakan. Tampil dalam ONE: HEROES OF HONOR pada bulan April, ia memenangkan pertarungan melawan atlet Perancis, Fabio Pinca. Pada bulan Oktober, ia kembali menang di kota asalnya, Bangkok, melawan Mehdi Zatout.
Keunggulan strategis Nong-O sangat menonjol saat melawan Pinca, dan mampu menguasai pertandingan melawan Zatout dengan agresi, fleksibilitas dan kekuatannya. Ia ingin membuktikan diri sebagai yang terbaik di dunia dengan merebut gelar Juara Dunia ONE Muay Thai pada 2019.
Advertisement
Giorgio Petrosyan
Giorgio “The Doctor” Petrosyan, yang mengincar emas di ONE Super Series, dikenal sebagai kickboxer terbaik dari generasinya dan mungkin yang terbaik sepanjang masa. Ia memiliki akurasi tak tertandingi dan aplikasi teknik yang sempurna.
Dua penampilan “The Doctor” di “The Home Of Martial Arts” memastikan statusnya di puncak. Dengan presisi dan kekuatan luar biasa, ia mengatasi Jo Nattawut dengan pukulan-pukulan kerasnya dalam ONE: HEROES OF HONOR, dan menang melawan juara dunia Lumpinee Stadium Muay Thai, Sorgraw Petchyindee Academy di ONE: HEART OF THE LION.
Meski menghadapi lawan yang agresif dan kuat, petarung Italia ini tetap tenang, menentukan laju pertarungan dan secara konsisten menghantam sasarannya dengan pukulan dan tendangan keras.
Yodsanklai IWE Fairtex
Beberapa atlet mampu meraih prestasi dalam ONE Super Series, tetapi setelah legenda Muay Thai Yodsanklai IWE Fairtex bergabung dalam ONE Championship, peta ini berubah seketika..
Sepasang kemenangan petarung yang memiliki julukan “The Hero” ini membantu mengukuhkan statusnya dan membuktikan bahwa ia tidak terpengaruh cidera yang dideritanya setelah ia pensiun singkat pada tahun 2017.
Dalam ajang ONE: UNSTOPPABLE DREAMS di bulan Mei, “The Hero” bertarung habis-habisan dalam pertarungan yang memikat melawan Chris Ngimbi dan menang dengan keputusan mutlak para juri.
Ia mengakhiri tahun ini dalam kondisi prima tanggal 7 Desember, saat menang KO atas petarung asal Brazil, Luis Regis, dengan tiga hantaman uppercut cepat yang dilancarkannya. Yodsanklai tidak terkalahkan selama tujuh tahun dan masih menunjukkan bahwa ia masih haus akan kemenangan.
Advertisement
Stamp Fairtex
Petarung bintang asal Thailand, Stamp Fairtex, pertama kali tampil dalam ONE Warrior Series milik Rich Franklin awal tahun ini , saat ia mencatatkan tendangan knockout ke arah kepala dalam 19 detik penampilan debutnya di kancah mixed martial arts.
Namun, bintang berpengalaman asal Thailand ini menyatakan kiprahnya saat ia menukar disiplin pertandingan untuk menantang dan memenangkan gelar ONE Kickboxing Atomweight World Title dari “Killer Bee” Kai Ting Chuang bulan Oktober.
“Killer Bee” berada dalam kondisi puncak saat ia mengalahkan Yodcherry Sityodtong untuk merebut gelar ini, tetapi Stamp dengan sukses membasmi serangannya dengan berbagai jab, tendangan dan serangan lutut dalam kuncian.
Petarung asal Pattaya ini berangkat dari sosok yang kurang dikenal menjadi juara dunia dalam waktu sangat singkat, dimana 2019 akan menjadi tahun yang besar bagi bintang lintas disiplin beladiri ini.
Han Zi Hao
Perjalanan atlet asal Tiongkok yang berbasis di Thailand, Han Zi Hao, tidak selalu mulus. Walau ia lolos dari KO, ia hampir dikalahkan oleh Panicos Yusuf dalam debutnya di ONE pada bulan Juli. Ia melaju untuk menjadi salah satu penampil paling produktif di ONE Super Series.
Han mengalahkan Stergos Mikkios dan mengklaim kemenangan dengan keputusan mutlak di hadapan penonton tuan rumah di Shanghai. Ia kemudian menang KO atas Ryan Jakiri di Myanmar, dalam waktu 1 menit 39 detik di ronde pertama ajang ONE: PURSUIT OF GREATNESS.
Melengkapi kebangkitan yang luar biasa, Han menambahkan kemenangan ketiga – dan KO kedua – di ONE: CONQUEST OF CHAMPIONS di Manila. Kemenangan ronde pertama atas Azwan Che Wil memberikan Han posisi puncak untuk sebagian besar kemenangan di berbagai laga penuh serangan ONE.
Advertisement
Petchdam Kaiyanghadao
Sosok karismatik Petchdam Kaiyanghadao, dengan dua KO dalam penampilannya di ONE Super Series, mengukuhkan dirinya sebagai salah satu bintang di dalam divisi flyweight.
Penutup kemenangan spektakulernya atas Josh Tonna menggema di seantero Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia. Kemenangan kedua petarung Thailand itu, dengan KO melawan Kenny Tse di hadapan pendukung kuat di Bangkok, sangat tak terlupakan – dengan tendangan mengerikan dari kaki kiri Petchdam ke arah kepala yang mendarat di rahang lawannya dan mengakhiri pertandingan.
Petchdam tidak hanya memenangi dua pertandingan, ia memiliki kemampuan untuk menyerang lawan dengan mendadak. Dukungan penggemar petarung berusia 20 tahun ini terus meningkat, seiring bertambahnya penampilan Petchdam di kancah ONE Super Series.