Bos OJK Ungkap Capaian Sektor Keuangan di 2018

kondisi keuangan dalam negeri dihantam berbagai faktor eksternal.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Jan 2019, 15:28 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengungkapkan sejumlah pencapaian kinerja sektor keuangan di 2018. Meski kondisi keuangan dalam negeri dihantam berbagai faktor eksternal namun pertumbuhan ekonomi di akhir tahun bisa mencapai di atas 5 persen.

"Dengan guncangan global dan kondisi domestik kita bisa lakukan dengan baik sehingga tidak dipungkiri pertumbuhan ekonomi kita di atas 5 persen. Angka terakhir di Pak Wakil Menteri Keuangan (Mardiasmo). 5,2 persen atau 5,1 persen atau berapa paling tidak bisa di bulatkan menjadi 5,2 persen," kata Wimboh dalam acara silaturahmi OJK dan Bank Indonesia (BI) awal tahun baru 2019 di, Gedung BI, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

Wimboh mengatakan, tidak hanya pencapaian pada pertumbuhan ekonomi saja, namun pertumbuhan kredit perbankan Indonesia juga cukup menunjukan tren positif.

Di mana, sepanjang 2018 pertumbuhan kredit telah berhasil mencapai dua digit dibandingkan periode tahun lalu. "Kredit growth kita lumayan kita sudah dua digit 12,45 persen tahun lalu (2017) hanya 8 persen," imbuh dia.

Pencapaian manis lainnya juga ditujukan di sektor pasar modal Indonesia yang turut mengalami pencapaian positif. Salah satunya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 yang berhasil ditutup di atas 6.000.

"IHSG kemarin ditutup dengan angka 6.194. Di atas 6000. Tentunya ini masih banyak yang kita lakukan di 2019," jelas dia.

Wimboh mengatakan, pencapaian-pencapaian tersebut tentu saja tidak lepas dari campur tangan kementerian maupun lembaga lainnya. Artinya, koordinasi baik yang dilakukan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, serta seluruh stakeholder lainnya kinerja sektor keuangan di 2018 berjalan baik.

"Tapi tentunya itu semua harus sinergi. Sinergi bersama harus kita lakukan. Untuk itu OJK siap sedia selamatkan ekonomi kita di 2019. Paling tidak harus lebih baik dari 2018," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Bos OJK Minta Perbankan Tak Khawatirkan Penggalangan Dana di Pasar Modal

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). OJK mencatat intermediasi jasa keuangan Indonesia berada pada level positif. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengungkapkan pihaknya terus berupaya mengeluarkan berbagai instrumen pasar modal. Hal tersebut, merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menggeliatkan penggalangan dana lewat pasar modal.

"Memperluas instrumen yang bisa dikeluarkan oleh emiten yang medium scale, bahkan retail, termasuk investor," kata dia, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

Terkait hal ini, dia meyakinkan dunia perbankan agar tidak perlu khawatir. Sebab, kegiatan penggalangan dana di pasar modal pasti akan berujung ke perbankan nasional.

"Perbankan tidak perlu khawatir. Meskipun raising fund ini melalui pasar modal. Atau oleh SUN retail tapi pasti kembali ke perbankan lah. Karena yang bisa menyimpan duit kan perbankan. Jadi perbankan jangan khawatir pasti kembali, karena kantongnya di industri perbankan," tegas dia.

Tak hanya itu, Wimboh pun mengatakan upaya lain untuk memperkuat peran pasar modal adalah dengan menambah jumlah emiten yang melantai di bursa.

Dia menegaskan bahwa jumlah emiten sangat berpengaruh besar bagi kinerja pasar modal. Karena tanpa emiten yang lebih banyak, pasar modal tidak akan bisa mencatatkan transaksi yang tinggi.

"Kita akan tetap mendorong agar jumlah emiten lebih banyak lagi. Komitmen yang harus bersama-sama. Tanpa emiten yang bisa lebih banyak, tadi kita bicara deepening tidak akan terjadi,"

Dia pun berharap agar ke depan Bursa juga mendorong para emiten skala medium untuk masuk. "Dan bahkan emiten bukan harus yang gajah-gajah yang medium scale juga," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya