Pemerintah Harus Kendalikan Harga Beras agar Inflasi 2019 Sesuai Target

Pemerintah harus mengendalikan harga 10 komoditas khusus agar inflasi 2019 dapat sesuai dengan target. Salah satu yang membutuhkan perhatian khusus yaitu beras.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Jan 2019, 15:54 WIB
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan pemerintah harus mengendalikan harga 10 komoditas khusus agar inflasi 2019 dapat sesuai dengan target. Salah satu yang membutuhkan perhatian khusus adalah beras.

"Sebetulnya kalau kita lihat dari tahun ke tahun, pergerakan komoditas itu sama kan, beras, daging ayam, telor ayam. Yang paling perlu diperhatikan ya tentu saja beras, karena beras itu bobotnya tinggi," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/1/2018).

Suhariyanto mengatakan kenaikan harga beras meskipun hanya sedikit akan sangat berpengaruh kepada inflasi. "Jadi kenaikan beras yang tipis, dia akan berpengaruh," katanya.

Selain beras, pemerintah juga perlu mengendalikan harga telor ayam. Sebab, meskipun andilnya minim namun mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi maka akan memberi dampak cukup signifikan terhadap inflasi.

"Tetapi bukan berarti misalnya telor ayam tidak diperhatikan, bobotnya dia katakan hanya 0,7 persen. Tapi kalau kenaikannya sampai 15 persen, tetap saja bermasalah. Jadi komoditas tahun ke tahun kita lihat sama saja," jelas Suhariyanto.

Secara umum, penyebab inflasi secara tahunan adalah komoditas yang memang sangat dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Adapun 10 komoditas paling besar memberi andil ke inflasi adalah bensin, beras, rokok filter, daging ayam, ikan segar, tarif angkutan udara, sewa rumah, bawang merah, nasi dengan lauk dan rokok kretek.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Menko Darmin Prediksi Inflasi 2019 di Level 3,5 Persen

Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku optimistis target inflasi dipatok lebih rendah pada tahun ini. Besaran inflasi RI dipastikan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.

"Kami juga masih bisa kendalikan inflasi secara bertahap dan jelas. Dan beberapa tahun terakhir inflasi kita tidak mengkhawatirkan lagi. Jadi saya yakin inflasi kita dibawah tahun lalu. Itu menunjukan kita makin berhasil kendalikan inflasi. Sudah mulai saatnya kita geser target inflasi kita ke arah yang lebih rendah," ucapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (02/01/2018).

Darmin memprediksi, besaran inflasi untuk 2019 akan berada di kisaran 3,5 persen. Menurutnya, Indonesia telah memiliki modal yang cukup untuk mencatatkan kinerja yang baik pada tahun ini.

"Enggak ada yang direvisi. Kita masih tetap inflasi 3,5 plus minus satu. Kita punya modal untuk optimistis bahwa di tahun 2019 ini kita akan bisa mencapai kinerja yang lebih baik lagi," ujarnya.

Di sisi lain, Darmin menjelaskan, Indonesia juga telah mencatatkan perbaikan dari segi pertumbuhan ekonomi maupun indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh (gini ratio).

"Jadi selain itu kita juga berhasil menunjukan perbaikan untuk yang sifatnya lebih luas dari sekedar pertumbuhan ekonomi, apakah itu turunkan tingkat kemiskinan, perbaiki gini rasio, serta tingkat pengangguran. Itu semua bagian penting dari pertumbuhan ekonomi dengan kualitas yang lebih baik lagi," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya