Liputan6.com, Jakarta Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, melaporkan Rp 55,9 miliar untuk dana kampanye. Hal ini terungkap saat Tim Kampanye Nasional (TKN) menyerahkan Laporan Penerima Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Bendahara TKN, Wahyu Sakti Trenggono, mengatakan, dari laporan perdana, dana yang masuk jumlahnya Rp 11,9 miliar. Kemudian pada 23 September 2018 - 1 Januari 2019, masuk Rp 44,8 miliar.
Advertisement
"Sehingga total Rp 55,9 miliar," ucap Wahyu di kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu (2/2/2018).
Dia menjelaskan dana dari 23 September 2018 - 1 Januari 2019 itu, didapat dari sumbangan paslon sebanyak Rp 32 juta, kemudian parpol pendukung yang bentuknya jasa sebesar Rp 2,1 miliar. Kemudian perseorangan Rp 121 juta, kelompok Rp 37,9 miliar, badan usaha Rp 3,9 miliar. Sehingga totalnya itu Rp 44, 8 miliar.
Wahyu juga menuturkan, partai-partai yang ikut menyumbang dari NasDem serta Perindo. Kemudian badan usaha tersebut dari PT Lintas Teknologi Indonesia.
"Kami selesaikan karena cukup memakan waktu karena kami ingin akurat. Kami tidak ingin satu rupiah pun yang tidak terekam. Laporan maksimal hingga tanggal 2 Januari pukul 18.00 WIB," ungkap Wahyu.
Dia mengungkapkan, dana tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan konsolidasi seperti di Aceh, Riau, Jambi, Banten, Papua, dan Bali serta digunakan untuk kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN Jokowi-Ma'ruf di Surabaya.
Gathering Pengusaha
Wahyu juga menyebut, ke depan dana yang akan banyak dikeluarkan adalah untuk alat peraga kampanye (APK) dan saksi membutuhkan dana besar. Sehingga, kedepannya pihaknya akan mengoptimalkan dengan sistem yang efisien.
"Sekarang jadi pemikiran bagaimana cari dana saksi dengan gerakan parpol koalisi. Kalau bisa dioptimalkan dan kami siapkan sistem agar efisien," jelas Wahyu.
Dia tak menampik, selama ini para pengusaha akan memberikan sumbangan untuk pasangan nomor urut 01 itu. Sehingga nantinya, TKN akan mengadakan gathering pada Januari atau Februari 2019 di Hotel Pullman.
"Rencana awal gathering dengan pengusaha tanggal 21 Januari namun masih banyak yang libur sehingga kemungkinan Februari di Hotel Pullman," tandasnya.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement