Liputan6.com, Morotai - Proyek infrastruktur tulang punggung jaringan telekomunikasi broadband (pita lebar) Palapa Ring Paket Tengah telah selesai digarap oleh PT LEN Telekomunikasi Indonesia (LTI).
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meninjau sekaligus melakukan uji coba penggunaan jaringan WiFi dari network operation center (NOC) yang ada di Desa Muhajirin Baru, Morotai, dengan panggilan video.
Baca Juga
Advertisement
Pria yang karib disapa Chief RA itu dua kali melakukan panggilan video, yakni dengan Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Raden Sadjad Kolonel Pnd Prasetiya Halim di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.
Sekadar diketahui, akses internet di Lanud Raden Sadjad menggunakan layanan Palapa Ring Paket Barat yang sudah on air sejak Maret 2018.
Selanjutnya, panggilan kedua adalah kepada Menteri Desa, Pemberdayaan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo yang ada di Jakarta.
Rudiantara menyebut, dengan rampungnya Palapa Ring Paket Tengah, komunikasi dan sinergi antara lembaga akan semakin optimal ke depannya.
"Bisa dibayangkan, ke depan seorang menteri desa dapat berhubungan langsung dengan tiga kepada desa sekaligus dari 75 ribu kepala desa, dengan menggunakan ponsel saja. Inilah bentuk cepatnya perkembangan teknologi yang bisa kita manfaatkan untuk bangsa ini," kata Rudiantara, Rabu (2/1/2019).
Sementara itu, Direktur Infrastruktur BAKTI Bambang Noegroho menuturkan proyek Palapa Ring merupakan proyek strategis pemerintah yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan dan menunjang penyediaan akses telekomunikasi dan internet yang merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Untuk diketahui, kapasitas Palapa Ring Tengah mencapai 100Gbps (Gigabyte per second) dengan kecepatan akses di Terminal Station Morotai mencapai 40Mbps (Megabyte per second).
Selain itu, kecepatan akses di sekitar Taman Kota Morotai mencapai 30Mbps. Kecepatan ini mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya berkisar 2Mbps.
“Kecepatan internet pada saat speedtest bisa mencapai 40Mbps untuk unduh, sementara untuk unggah mencapai 7Mbps. Hal ini seharusnya dimanfaatkan operator agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih besar.” ujar Nugroho.
Dalam kesempatan yang sama, Rudiantara juga meninjau base transceiver station (BTS) 2G yang dibangun oleh BAKTI di Desa Waringin.
Desa Waringin, Morotai, merupakan salah satu desa yang belum disentuh oleh akses telekomunikasi.
Dengan hadirnya BTS ini, warga desa tersebut dapat saling melakukan panggilan ataupun berkirim pesan dengan sanak saudara di tempat lain.
Pasalnya, sebelum kehadiran BTS ini, seorang warga bernama Arnol menuturkan, mereka perlu berjalan jauh ke arah ketinggian untuk bisa membuat panggilan.
Bangun BTS dan Sebar Akses Internet
Selain Palapa Ring, BAKTI gencar membangun BTS (Base Transceiver Station) untuk daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal).
Sampai saat ini pembangunan BTS di Provinsi Maluku Utara sudah ada di 80 titik lokasi. Khusus di Kabupaten Pulau Morotai, jumlah akses internet mencapai 29 titik lokasi dengan kapasitas 2G.
BAKTI juga menyediakan akses internet di Morotai. Total, akses internet telah mencapai 59 lokasi yang tersebar di sekolah, puskesmas, serta lokasi publik lainnya.
Bersamaan dengan rampungnya Palapa Ring Paket Tengah, BAKTI melakukan proses migrasi akses internet yang menggunakan radio link dengan backbone Palapa Ring.
“Migrasi ini dilakukan demi mewujudkan internet cepat. Saat ini, migrasi baru dilakukan untuk akses internet yang menggunakan radio link. Sedangkan untuk BTS, bertahap kami lakukan migrasi menggunakan layanan Palapa Ring Paket Tengah,” tambah Nugroho yang karib disapa Nugie ini.
Advertisement
Tentang Palapa Ring Paket Tengah
Jaringan Palapa Ring Paket Tengah rencananya akan melayani 17 kabupaten/kota serta 10 kabupaten/kota yang merupakan titik interkoneksi dengan jaringan tulang punggung serat optik.
“Dengan rampungnya paket tengah, BAKTI saat ini sedang menjaring peminatan ke para penyelenggara jaringan dengan rencana uji coba operasi yang akan dilakukan selama tiga bulan atau sama seperti Palapa Ring Barat,” tambah Nugie.
Sementara, mekanisme penyusunan tarif Palapa Ring Tengah pun sama dengan mekanisme Palapa Ring Barat, yakni penyediaan dan pengguna kapasitas pita lebar ditentukan berdasarkan nilai investasi, harga pasar dan jumlah pengguna jasa.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: