Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa kinerja ekonomi global sepanjang 2018 telah mengalami perlambatan. Hal ini dapat dilihat dari turunnya permintaan global dan beberapa harga komoditas di tingkat dunia.
Menurut Sri Mulyani, apabila melihat indeks perdagangan manufaktur di tingkat global maupun dari Baltic Dry Index, semua menunjukan ke arah bawah dalam artian ada pelemahan. Penurunan ini pun terjadi terutama pada semester II dan kuartal terakhir 2018.
"Ini juga berimbas pada harga komoditas yang cenderung mengalami penurunan," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kantornya, Jakarta, seperti ditulis Kamis (3/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Penurunan harga komoditas di tingkat global disebabkan perdagangan internasional yang juga mengalami perlambatan.
"Harga minyak mentah WTI US Texas turun 26 persen dari harga tertinggi yang pernah dicapai di 2018. Mineral logam turun 2,4 persen batu bara 7,2 persen, komoditas pangan 4,87 persen," imbuhnya.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi global, sepanjang 2018 juga tengah mengalami perlambatan. Hal ini hampir dirasakan oleh seluruh negara-negara berkembang kecuali Amerika Serikat (AS).
"Yang paling kelihatan tentu bahwa dunia terkena imbas dari normalisasi kebijakan moneter AS, dan ketidakpastian dari perdagangan global akibat masih belum pastinya hubungan dagang antara AS dan China," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjaga
Sri Mulyani mengatakan, meski berbagai tekanan dari eksternal cukup berat pada 2018, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup terjaga. Salah satunya dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang berada di atas lima persen.
"Ini sesuatu yang sangat positif. Di bawah tekanan global, namun momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami momentum pertumbuhan yang cukup kuat. Kuartal per kuartal dalam tiga tahun terakhir menunjukkan konsumsi rumah tangga masih relatif terjaga, tumbuh di atas 5 persen sepanjang 2018. Ini jauh lebih baik dibanding 2017 maupun 2016 yang beberapa kuartal mengalami penurunan di bawah 5 persen," pungkasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement