Realisasi Investasi Sektor Energi Naik di 2018

Realisasi investasi sektor minerba ‎juga naik USD 6,8 miliar dibandingkan tahun lalu sebesar USD 6,1 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Jan 2019, 15:00 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi sektor energi pada 2018 mencapai USD 32 miliar. Ini lebih tinggi dibanding investasi 2017 sebesar USD 27,5 miliar.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, kenaikan investasi di sektor energi disumbang dari seluruh sub sektor. Yaitu, listrik, minyak dan gas (migas), mineral dan batu bara, serta Energi Baru Terbarukan (EBT).

Namun realisasi investasi energi 2018 sebesar USD 32 miliar, tidak mencapai target yang telah ditetapkan pada 2018, yaitu sebesar USD 37,2 miliar.

"Sektor ESDM 2017 USD 27,5 miliar, kalau 2018 jadi USD 32 miliar, ini capaian realisasinya," kata Arcandra, di Jakarta, Kamis (3/1/2019).

‎Realisasi investasi sektor migas mencapai USD 12,3 miliar, lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu USD 11 miliar. Namun tidak mencapai target yang telah ditetapkan USD 16,8 miliar. Investasi sektor migas, didorong lelang Blok Migas.

‎"Coba lihat ini nggak ada yang laku lho blok kita di dua tahun sebelumnya, jadi pengaruh juga lelang‎," tuturnya.

‎Berikutnya adalah investasi sektor kelistrikan, dengan realisasi USD 11,3 miliar. Lebih tinggi jika dibandingkan realisasi investasi tahun lalu USD 9,1 miliar.

Realisasi investasi sektor minerba ‎juga naik USD 6,8 miliar dibandingkan tahun lalu sebesar USD 6,1 miliar. Sedangkan investasi di sektor energi terbarukan 2018 sebesar USD 1,6 miliar, lebih tinggi dibanding 2017 yang sebesar USD 1,3 miliar.

‎"Dari Minerba investasi tahun lalu USD 6,1 miliar jadi USD 6,8 miliar. Naik, kan smelter piece by piece," tandasnya.


Sambut 2019, Ini Kado Spesial Jokowi di Sektor Energi

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Memasuki tahun baru 2019, Indonesia menunjukkan sebagai bangsa yang semakin berdaulat atas bumi dan kekayaannya sendiri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan hal tersebut lewat akun media soal instagramnya @jokowi pada Senin (31/12/2018).

Jokowi menuliskan sejumlah pencapaian di sektor energi pada 2018 lewat akun media sosial tersebut. Pencapaian itu dinilai sebagai komitmen pemerintah untuk mengupayakan kedaulatan negara atas sumber daya alami yang dimilikinya.

Jokowi menulis, sejak 1 Januari 2018, blok Mahakam kembali dikelola sepenuhnya oleh Pertamina. Jokowi menyatakan, selama 50 tahun, daerah kaya minyak dan gas di Kalimantan yang dikenal dengan Blok Mahakam dikuasai oleh kontraktor asing dari Prancis (Total E&P Indonesie) dan Jepang (Inpex Corporation).

"Sejak 1 Januari 2018, Blok Mahakam kembali dikelola sepenuhnya oleh Pertamina," tulis dia.

Ia menambahkan, selama 50 tahun, Blok Rokan di Riau dikelola oleh perusahaan Amerika, Chevron. Pada akhir masa kontraknya 2021, blok ini sepenuhnya dikelola oleh Pertamina. "Dan beberapa blok migas lain," tulis dia.

Lebih lanjut ia menulis, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menugaskan Pertamina untuk mengelola delapan blok migas yang habis masa kontraknya pada 2018.

Delapan blok itu, selain Blok Mahakam dan Blok Rokan, Blok Tuban di Jawa Timur, Blok Ogan Komering di Sumatera Selatan, Blok South East Sumatera (SES) di lepas pantai Lampung dan Jakarta, Blok North Sumatera Offshore (NSO) di pesisir timur Sumatera, Blok East Kalimantan, Blok Attaka di Kalimantan Timur, Blok Tengah dan Blok Sanga-Sanga.

Jokowi pun mengungkapkan hal paling sulit untuk mengambil alih sektor energi lainnya yaitu tambang Freeport. "Yang sulit adalah mengambil alih tambang Freeport di Papua. Negosiasinya berlangsung 3,5 tahun, mereka menawar 30 persen tapi saya menolak," tulis dia.

Jokowi menegaskan, Indonesia harus mendapatkan hak kepemilikan mayoritas 51 persen. “Sudah 40 tahun Indonesia hanya menikmati bagi hasil pengolahan 9,3 persen dari tambang ini.Alhamdullilah, upaya panjang itu sudah membuahkan hasil. Kepemilikan saham kita di Freeport Indonesia kini menjadi 51 persen,” tulis dia.

Jokowi menyatakan, pemerintah punya komitmen yang besar untuk mengupayakan kedaulatan negara atas sumber daya alam yang dimilikinya dengan penguasaan negara terhadap sumber daya alam minyak dan gas.

"Dan kini, Alhamdullilah, kita menutup tahun 2018 dan memasuki tahun yang baru, sebagai bangsa yang semakin berdaulat atas bumi dan kekayaan alamnya sendiri," tulis dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya