Liputan6.com, Pekanbaru - Kecelakaan lalu lintas sepertinya masih menjadi pencabut nyawa nomor satu di Provinsi Riau. Terbukti selama liburan Natal kemarin serta pergantian tahun, sembilan nyawa melayang di jalan yang didahului kecelakaan.
Jumlah ini menambah daftar banyaknya warga meninggal dunia di jalan, di mana di luar jumlah tersebut selama tahun 2018 adalah 702 orang. Faktor dominan penyebab kecelakaan selalu bermula dari pelanggaran, seperti tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Advertisement
"Salah satunya berkendara dengan kecepatan di atas normal," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau Komisaris Besar Sunarto, Rabu (2/1/2019) .
Sunarto menjelaskan, operasi pengamanan Natal dan pergantian tahun di Riau bernama Lilin Muara Takus 2018. Dimulai 23 Desember 2018 dan berakhir pada Januari 2019, polisi mengerahkan 900 personel untuk mengamankan misa Natal hingga lalu lintas bagi pemudik serta perayaan tahun baru.
Selama operasi berlangsung, kepolisian mencatat terjadi 88 kejahatan, di mana pencurian dengan kekerasan, pencurian pemberatan, pencurian menggunakan senjata api dan pencurian kendaraan bermotor paling dominan.
Selanjutnya ada 3.098 kasus pelanggaran lalu lintas. Dari jumlah itu, petugas mencatat tejadi 25 kecelakaan lalu lintas dengan 22 orang luka berat dan 20 luka ringan serta kerugian materil Rp 43 juta.
"Sembilan orang dinyatakan meninggal dunia. Paling banyak di Kota Pekanbaru, menjadi tren termasuk angka pelanggaran lalu lintas," kata Sunarto.
Mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Utara ini menyebutkan, angka laka lantas di Riau meningkat tiap tahunnya. Dibanding tahun 2017, jumlah kecelakaan di jalanan meningkat hingga 16 persen atau 270 kasus.
"Tahun 2018 itu ada 1.462 laka lantas. Warga yang menjadi korban meninggal dunia itu ada 702, luka berat 638 orang, luka ringan 1.440 orang dan kerugian materi Rp 5 miliar lebih," sebut pria disapa Narto ini.
Agar Tak Jadi Pencabut Nyawa
Sunarto juga menerangkan, di Riau ada lima kabupaten rawan laka lantas karena menjadi perlintasan ke provinsi tetangga. Kota Pekanbaru sebagai penghubung masih berada di peringkat dua dengan 188 kasus, sedangkan Kabupaten Kampar yang berbatasan dengan Sumatera Barat memuncaki daerah rawan dengan 294 kasus.
"Berikutnya disusul Pelalawan 176 kasus karena masuk jalur lintas timur Sumatera, lalu Siak 163 kasus dan Indragiri Hulu 125 kasus," terang Narto.
Sebagai pengingat, agar jalanan tak menjadi "pencabut nyawa" nomor satu di Riau, Narto berharap masyarakat mengutamakan keselamatan dari pada keinginan cepat sampai ke tujuan.
Dia mengimbau masyarakat tertib berlalu lintas, mulai dari mengikuti peraturan, memakai alat keselamatan seperti helm dan sabuk pengaman, serta menaati himbauan petugas yang mengatur kelancaran arus.
"Semoga tahun 2019 ini bisa berkurang angka kecelakaan, kesadaran berlalu lintas diutamakan, jadilah pelopor keselamatan lalu lintas," imbuh Narto.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement