Ekspor Industri Halal Bantu Atasi Defisit Transaksi Berjalan

Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, lndonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi syariah.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Jan 2019, 15:48 WIB
Wardah rilis varian makeup terbarunya yang bertajuk Wardah Instaperfect.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas sekaligus Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Bambang Brodjonegoro, mengatakan bahwa sektor ekonomi syariah harus berkontribusi dalam mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD). Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan ekspor sektor industri halal.

"Dalam rangka mengurangi CAD kita ingin makin banyak ekspor yang berasal dari syariah. Kalau kita sekarang net importer kan berarti memperberat CAD, jadi alangkah baiknya kita balik itu jadi net eksporter," kata dia saat ditemui di kantornya, Kamis (3/1/2019).

Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, lndonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi syariah sebagai arus perekonomian baru yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi global. Potensi ekonomi syariah dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5 persen dari total populasi dunia pada 2030.

Hal ini juga mengindikasikan meningkatnya pula perrnintaan produk halal sebagai kebutuhan umat muslim dunia. Saat ini perhatian terhadap ekonomi syariah telah terbukti dari berbagai pencapaian negara-negara lain, seperti pasar halal yang sudah ada di Tiongkok, India, Malaysia dan Brazil, yang merupakan bukti besarnya pasar industri halal di dunia,

lndonesia berpeluang menjadi pasar produk halal terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen produk halal. Indonesia berada di posisi strategis bagi halal superhighway link dalam global halal supply chain.

"Ya tentunya yang pertama kita dalam study itu akan mendefinisikan mana yang akan dijadikan unggulan, bagaimana pun kalau kita ingin bersaing di pasar global harus jelas produk unggulannya apa, dan kalau saya tidak salah, salah satu produk unggulan yang akan didorong lebih maksimal adalah produk makanan. Karena Indonesia sendiri di luar industri halal , industri manfaktur terkuatnya adalah industri pengolahan makanan dan minuman," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sertifikasi Halal

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberi sambutan dalam pertemuan kerja sama investasi di Bali, Sabtu (13/10). Pertemuan tersebut diadakan di sela pertemuan tahunan IM-Bank Dunia 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Bambang melanjutkan, hal itu harus diikuti dengan memperkuat sertifikasi halal di Indonesia sehingga bisa menjadi produk makanan halal yang dapat diterima di seluruh dunia. Baik sertifikasinya maupun produknya. "Sehingga ini bisa memperkuat pasar ekspor," ujarnya.

Data terkini mencatat ekspor produk halal Indonesia mengalami peningkatan sebesar 19,2 persen pada 2017, dari tahun sebelumnya yang besarnya USD 29,7 miliar. Apabila perkembangannya terus didorong, industri halal akan membuka peluang dan berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan pasar keuangan syariah di masa yang akan datang.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya