BI Ungkap 2 Faktor yang Bikin Rupiah Menguat ke 14.200 per Dolar AS

Kepercayaan para investor kepada Indonesia membuat rupiah mengalami apresiasi sehingga menyentuh level 14.200 per dolar AS.

oleh Merdeka.com diperbarui 04 Jan 2019, 15:13 WIB
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan Jumat ini. Di pagi hari, rupiah dibuka di level 14.379 per dolar AS atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di 14.416 per dolar AS.

"Alhamdulilah nilai tukar minggu pertama Januari bergerak stabil bahkan menguat pada hari ini," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di kompleks gedung BI, Jumat (4/1/2019).

Perry mengungkapkan, nilai tukar berada di level 14.300 per dolar AS dan diperkirakan terus menguat. Mengutip data Bloomberg, rupiah mampu menguat tajam dan hingga menyentuh posisi 14.268 per dolar AS.

"Bahkan sebelum saya solat Jumat saya pantau nilai tukar bergerak di sekitar 14.270 per dolar AS," ujarnya.

Dia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah tersebut. Salah satunya adalah kepercayaan para investor yang menguat terhadap pasar Indonesia.

"Faktor utama itu confidence pasar, investor terhadap Indonesia dan juga semakin bekerja mekanisme pasar valas (valuta asing) dalam negeri," ujarnya.

Perry menjelaskan kepercayaan para investor tersebut juga tercermin dari hasil lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Sebagaimana diketahui lelang minggu ini targetnya adalah Rp 15 triliun. Lelang tersebut bahkan mengalami kelebihan permintaan.

"Yang bidding lebih dari 3 kali bahkan lebih dari Rp 50 triliun, oversubscribe. Yang dimenangkan adalah Rp 28,2 triliun. Itu menunjukkan confidence investor baik dalam maupun luar negeri terhadap ekonomi Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, dengan adanya lelang SBN juga menambah suplai di pasar valas karena sebagian besar pembeli SBN tersebut merupakan investor asing. Hal tersebut otomatis mendorong pergerakan Rupiah yang menguat.

"Selain itu, semakin bekerjanya mekanisme pasar. Tidak hanya pasar spot, swap dan juga pasar domestik domestic non deliverable forward (DNDF). Kurs DNDF terpantau bergerak stabil menguat.

"Itu dua faktor utama dorong pergerakan nilai tukar rupiah bergerak menguat," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rupiah Hari Ini

Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat ini. Kekhawatiran perlambatan ekonomi AS menjadi alasan penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/1/2019), rupiah dibuka di angka 14.380 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan panutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.416 per dolar AS.

Menjelang siang, rupiah terus menguat hingga menyentuh angka 14.286 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,72 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.350 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan pada Kamis kemarin yang berada di angka 14.474 per dolar AS.

"Dolar AS mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah didorong oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi Amerika Serikat," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail seperti dikutip dari Antara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya