Menko Darmin Minta Distribusi Jagung Impor kepada Seluruh Peternak

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan kalau jagung impor yang disalurkan kepada peternak kecil tidak akan pengaruh besar untuk tekan harga telur.

oleh Merdeka.com diperbarui 04 Jan 2019, 18:45 WIB
Hamparan ladang jagung saat panen raya di Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3). Panen raya tersebut menghasilkan 33,7 ton jagung. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution meminta, agar jagung impor yang telah sampai di Indonesia tidak hanya disalurkan kepada peternak kecil.

Sebab, kebijakan tersebut tidak berpengaruh besar dalam mendorong penurunan harga telur ayam yang sempat naik dalam beberapa minggu belakangan. 

"Kelihatannya di lapangan ada kebijakan bahwa ini (jagung) diberikan hanya pada peternak ayam petelur kecil. Kita tujuannya mau menurunkan harga jagung, ya jangan pilih-pilih distribusinya hanya pada yang kecil," ujar Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (4/1/2019).

Darmin melanjutkan, pihaknya belum mengetahui penyebab penyaluran jagung diutamakan untuk peternak kecil. "Ya saya tidak tahu, mungkin mau mengirit-irit jagungnya supaya tidak cepat habis. Ya itu lah," kata dia. 

Hal ini pun sudah disampaikan kepada kementerian terkait supaya jagung disalurkan secara merata. Sehingga, peternak kecil dan menengah dapat memperoleh jagung murah mengingat di Indonesia peternak sebagian besar golongan menengah. 

"Sekarang jual ke semuanya. Tujuannya bukan sekadar membantu peternak kecil, tapi menurunkan harga jagung. Kalau harga jagung tidak turun, bahkan naik, harga telur pasti naik. Karena peternak petelur itu adalah usaha usaha rumah tangga, ada yang besar tapi tidak banyak, yang banyak kecil dan menengah," tutur dia. 

"Kamu pergi saja ke Blitar, ada banyak sekali di sana. Penghasil utama telur kita adalah Blitar dan satu lagi di Jateng. Yang kita perlukan adalah harga jagungnya turun, supaya harga telurnya turun. Jangan kemudian dibalik yang kecil saja di kasih, yang menengahnya bagaimana," tandas Darmin. 

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, impor jagung sebesar 73.000 ton akan langsung disalurkan kepada peternak kecil. Hal ini untuk menekan laju harga jagung yang mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.

"Sekarang ada jagung, stok 70.000 ton sudah tiba. Jadi itu kita layani dulu peternak kecil kita fokus peternak kecil," ujar Mentan Amran di Kantor Kemenko Perekonomian seperti ditulis Kamis 20 Desember 2018.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 


Menko Darmin Akui Bulog Tidak Memiliki Stok Jagung

Bambang Sugiharto menyatakan bahwa berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) disimpulkan produksi dan pasokan jagung tahun 2018 surplus sebesar 12 juta ton pipilan kering (PK).

 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengakui bahwa pemerintah saat ini tidak memiliki stok jagung. Sebab itu pemerintah memilih jalan keluar untuk mendatangkan jagung dari luar alias impor guna memenuhi kebutuhan peternak mandiri.

"Terus terang Bulog (Badan urusan logistik) itu tugas yang kita berikan langsung pertama mengenai beras, kedua tadinya jagung, tetapi setelah kemudian dua tahun lalu Menteri Pertanian menganggap jagung sudah cukup, memang Bulog rasanya tidak punya stok jagung. Kalau harga naik tidak bisa operasi pasar," jelas Darmin di Blitar, seperti ditulis Jumat 15 Desember 2018.

"Jadi Bulog itu sekarang terbatas kepada beras, mungkin sedikit jagung, mungkin sedikit gula," tambah dia.

Di samping itu, pemerintah pun tidak memiliki data yang cukup kuat mengenai jumlah produksi jagung.

Sementara, apabila ada fluktuasi harga terlalu jauh pemerintah mengandalkan Bulog agar melakukan pemeliharaan stok. "Karena kita tidak punya sekarang ini, Bulog tidak menyimpan jagung," imbuhnya.

Menko Darmin menambahkan, pihaknya secara masif akan terus mengawal persoalan ini. Terlebih, untuk kondisi di lapangan dirinya menekankan itu menjadi tanggung jawab instansi terkait.

"Jadi yang bisa kita janjikan adalah kita turun ke lapangan, sebenarnya Menteri Pertanian, Bulog dan Menteri Perdagangan. Saya itu cuma mata-matai saja ya dan kalau tidak benar saya tegur. Dan itu saja kerja saya," pungkasnya.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya